Seminggu kemudian Pak De Sur harus mengikuti kursus di luar kota selama 2 minggu, dan Jeng Yati Muda merasakan keanehan atas dirinya yang begitu merindukan Mas Parno.
Mas Parno yang berumur 38 tahun, 20 tahun lebih tua dari Jeng Yati Muda itu sangat dirindukan Jeng Yati Muda dan Jeng Yati Muda begitu berdegup jantungnya saat malam Minggu Mas Parno yang masih bujang itu datang ke rumahnya.
Dari sore, Jeng Yati Muda berhias diri dan serasa diawang awang saat Mas Parno berkata”kamu cantik .. Yati …”
Jeng Yati Muda yang saat itu memakai rok terusan menuruti permintaan Mas Parno agar Jeng Yati Muda tidak mengenakan BH dan celana dalam dan Jeng Yati Muda pasrah membiarkan Mas Parno menyelajahi seluruh tubuhnya, meremas-remas kedua payudara ranum Jeng Yati Muda dan membiarkan jari-jari tangan Mas Parno mengocok itil dan tempiknya.
Mas Parno menghentikan operasi terhadap tubuh Jeng Yati Muda saat Bu Asih, ibunya pulang dari kondangan.
Bu Asih, ibunya saat itu tampak anggun dengan rambut sasak dan rok terusan ketat mencetak pantat bahenol dan kedua payudara montoknya .
“Kamu tunggu sini ya, cantikku…” kata Mas parno
“Mau kemana, mas….”kata Jeng Yati Muda merengek
“Mau ngomong sama ibumu…bentar aja….”
Jeng Yati Muda begitu penurut kepada Mas Parno dan hanya suara Bu Asih, ibunya seperti orang mendengkur dan disembelih gaduh yang didengar oleh Jeng Yati Muda dari kamar ibunya.
Mas Parno kembali ke ruang tamu dan tampak berkeringat duduk kecapaian.
Setelah berbasa basi dan mengeluarkan sebuah kotak kecil, Mas Parno mengalungkan seuntai kalung di leher Jeng Yati Muda.
“Besok mau ada kondangan resmi, kamu pakai kebaya dan kain panjang, juga bersanggul sasak ya, Yatiii….”kata Mas Parno sambil mengecup bibirnya, bibir laki-laki kedua yang telah beradu dan dikulum oleh Mas Parno seperti dilakukan dengan Pak De Sur kepadanya.
Minggu pagi-pagi, Mas Parno datang menjemput dan Mas Parno meninggalkan Jeng Yati Muda di sebuah salon kecantikan.
Jeng Yati Muda hanya menurut saja walaupun hatinya menolak karena Jeng Yati Muda tahu Mas Parno yang akan meminangnya, akan ke rumah menemui Bu Asih, ibunya, yang tadi sempat mengerdipkan mata dimana ibunya tidak merusak sanggul sasaknya saat tidur tadi malam dan saat itu memakai daster kaos yang jelas-jelas mencetak pantat bahenol dan kedua payudara montoknya yang jelas menampakkan kedua putting susunya.
“Minum dulu, Jeng Yati ..”kata perias laki-laki yang bencong cukup cantik itu saat merias wajahnya selesai.
Jeng Yati Muda ingin berontak saat perias itu hanya memakaikan camisole bukan streapless, dan agak nakal menaik turunkan camisole seolah-olah membenarkan letaknya di dadanya dan gilanya kedua payudara ranum Jeng Yati Muda menjadi sekal dan tegang oleh gesekan-gesekan itu.
Perias itu jongkok dan Jeng Yati Muda berdesir hatinya saat perias bencong itu memelorotkan celana dalamnya dan kedua mata perias itupun meredup terangsang melihat bulu-bulu yang mulai melebat di selangkangan Jeng Yati Muda.
Rupanya perias itu susah untuk tidak melihat selangkangan Jeng Yati Muda yang mulai lembab.
Tapi perias itu tiba tiba berdiri dan memasangkan kain panjang ke tubuh Jeng Yati Muda dari belakang dan Jeng Yati Muda begitu sadar merasakan ****** bencong itu mengeras saat sang bencong dengan alasan memasang kain panjang sambil terus mengosok-gosokkan ******nya dimana Jeng Yati Muda merasakan ****** bencong itu panjang kecil tapi keras yang hanya di tutup celana training dan baju panjang kedodoran sampai ke lutut.
Begitu akan selesai, perias bencong itu menekan dan memeluk erat Jeng Yati Muda
“Jeeeeeeng Yatiiiiiii…”desisnya dan dirasakan Jeng Yati Muda ****** kecil perias bencong itu menyodok-nyodok dan diam memuntahkan laharnya.
Selang dua menit, Mas Parno muncul. Setelah menyelesaikan ongkosnya, Jeng Yati Muda begitu merinding tepatnya terangsang saat mas Parno membimbingnya ke mobil. Dirasakan oleh Jeng Yati Muda selangkangannya terbuka, dan kain panjang yang dipakainya hanya satu putaran sehingga kalau Jeng Yati Muda melangkah terlalu lebar maka bukan saja kedua pahanya tapi juga selangkangannya akan terekspos walaupun didaerah pinggul dan pantatnya terasa ketat.
“”Ayo Jeng Yati …” kata Mas Parno
Sampailah Jeng Yati Muda di rumah mas Parno, Jeng Yati Muda disambut oleh ayah Mas Parno yang umurnya seusia Mbah Bejo..
Jeng Yati Muda semakin merinding tapi nafasnya tak bisa teratur saat masuk rumah mas Parno yang berbau kemenyan wangi.
:”Yati ….”kata Jeng Yati Muda sambil membungkuk menyalami Pak Kardi, ayah Mas Parno memperkenalkan diri
“Gimana, No…. suruh masuk calon istrimu…” kata Pak Kardi dan Mas Parno menggandeng Jeng Yati Muda masuk ke sebuah kamar yang berbau kemenyan wangi sangat menyengat.
Jeng Yati Muda disuruh berdiri oleh Mas Parno di tengah kamar yang mempunyai ranjang kecil di pojok kamar.
Mas Parno mengambil anglo kecil yang mengepulkan asap kemenyan.
“Lebarkan kakimu, Yati..”perintah Mas Parno yang dilihatnya kedua matanya merah.
Mas Parno mengipasi anglo itu dan Jeng Yati Muda yang berdiri terkangkang merasakan tubuhnya gemetar dan asap semakin mengepul di selangkangannya karena tertangkup di dalam kain panjang Jeng Yati Muda .
“Maaas ….. “desah Jeng Yati Muda
Mas Parno terus saja mengipasi anglo kecil itu dan asap kemenyan semakin banyak di selangkangan Jeng Yati.
“mmmmaaaaaaaaazzzzzz……..”Jeng Yati Muda semakin mendesah dan tubuhnya tidak merasa tergetar… bukan,…… Jeng Yati Muda merasakan rangsangan kuat di itil dan tempiknya…
“Mmmmmmmmmmmaaaaaazzzzzzzzzzzz……..” Jeng Yati Muda merintih
“Apa!!!” Jeng Yati Muda bergidik atas jawaban berat Mas Parno, Jeng Yati Muda begitu takut tetapi sangat terangsang hebat mendengar suara parau, suara yang bukan suara Mas Parno, entah suara apa atau suara siapa…..
Jeng Yati Muda begitu takut saat Mas Parno yang bermata merah itu berdiri dan menggandengnya ke ranjang.
“Jangan maaaazzz…..”
Jeng Yati Muda sangat ketakutan tapi tempik dan itilnya begitu gatal dan membuat Jeng Yati Muda merasa gila seperti saat lidah Pak De Sur menjilati tempik dan memelintir dan menarik-narik itilnya.
Mas Parno merebahkan tubuhnya dan mulai mengulum bibirnya
“Hhhoooocccccghhhhhhhh…….”suara seperti orang mendengkur dan disembelih keluar dari mulut Jeng Yati Muda saat lidah Mas Parno begitu keras tiba-tiba menerobos mulutnya hingga anak tekaknya……
“Hhhhhhooooooooccckkkkckkckckkkkggghhhh ……”Jeng Yati Muda semakin mendengkur dan suara nya seperti orang disembelih kembali
Jeng Yati Muda hanya bisa membuka mulutnya yang tersumpal lidah Mas Parno yang sekeras ****** laki-laki dewasa, kedua mata Jeng Yati Muda melotot saat lidah Mas Parto menembus tenggorokan Jeng Yati Muda.
Mas Parno memiringkan kepala Jeng Yati Muda karena sanggul Jeng Yati Muda terasa mengganjal.
Dalam keadaan kalut dan kesulitan bernafas, air mata Jeng Yati Muda mulai keluar karena jejalan lidah itu terus semakin menusuk ke dalam tenggorokan Jeng Yati Muda, Jeng Yati Muda kalangkabut, kedua mata Jeng Yati Muda terbelalak oleh sodokan keras lidah Mas Parno yang sekeras ****** Pak De Sur saat ngaceng dan sodokan-sodokan lidah keras Mas Parno membuat Jeng Yati Muda tersedak dan mengeluarkan air mata……
Dalam keadaan yang tak karu-karuan karena sodokan lidah Mas Parno, Jeng Yati Muda merasakan seseorang mengkangkangkan kedua kakinya.
“Hhhhooooooghghghghghhjhhghgh….”Jeng Yati Muda menggeram saat ada lidah lain menjilati itil dan tempiknya.
“Hoooghh … hoooghhh …..” air mata Jeng Yati Muda keluar oleh jejalan lidah Mas Parno yang seperti kesetanan terus menusuk-nusukkan lidahnya sampai tenggorokan Jeng Yati Muda merasa penuh sulit bernafas…
Sedangkan pantat ranum Jeng Yati Muda meliuk –liuk merasakan itil dan tempiknya begitu gatal dijilati lidah lentur besar itu.
Jeng Yati Muda merasakan orgasmenya mendekat dan dirasakannya lidah mas Parno mulai melembek dan melegakan tenggorokkan Jeng Yati Muda tapi lidah yang tengah menjilati kelentit dan bibir vagina Jeng Yati Muda semakin ganas…….
“Maaaaazzzz Paaaarnoooooo ……siiiiaaapaaaaaaaaaa…….”rintih Jeng Yati Muda saat lidah Mas Parno normal
Mas Parno kedua matanya kembali normal melirik di selangkangan calon istrinya, Jeng Yati Muda ,..
“Baaapaaaak maaaaaaazzzzzzz …….”rintih Jeng Yati Muda yang sudah tak kuat menahan nafsu birahi nya ketika dilihatnya Pak Kardi seumur Mbah Bejo, calon mertua laki-lakinya, tengah menjilati kelentit dan bibir vaginanya yang sudah berlepotan lendir vaginanya bercampur air liur Pak Kardi, calon mertuanya dan nafsu Jeng Yati Muda tak terkontrol saat jari-jari besar dan kasar Pak Kardi menguak bibir vagina Jeng Yati dan menarik-narik bibir vagina Jeng Yati sambil diperlintir…..
Tanpa diduga Jeng Yati Muda, Mas Parno calon suaminya, bukannya mengusir Bapaknya yang tengah menjilati kelentit dan bibir vagina calon istrinya, malah beringas mengeluarkan ****** gemuknya dan menyodorkan ******nya ke wajah Jeng Yati Muda, calon istrinya yang terangsang berat oleh jilatan lidah bapaknya menggarap bibir vagina dan kelentit calon istrinya sambil menarik-narik dan memelintir bibir vagina Jeng Yati Muda. .
“Baaaaaaapaaaaaaakkkkkkkmmmmppppffffffffff….” Jeng Yati Muda mengerang tersedak saat orgasmenya meledak oleh jilatan lidah Pak Kardi, calon mertuanya di bibir vagina dan kelentit nya, sementara calon suaminya menjejalkan ******nya ke mulutnya….
Namun, Pak Kardi, calon mertuanya terus menjilati kelentit dan bibir vagina Jeng Yati Muda calon menantunya dan Mas Parno tak kuat lagi untuk menahan ejakulasinya dan Jeng Yati Muda merasakan orgasme keduanya oleh jilatan Pak Kardi, calon mertuanya dan mas Parno menyemburkan air maninya ke mulut Jeng Yati Muda dan tak disangka Mas Parno menutup cuping hidung Jeng Yati Muda yang mengakibatkan Jeng Yati Muda menelan air mani Mas Parno, air mani laki-laki pertama yang ditelan Jeng Yati Muda, air mani calon suaminya.
Mas Parno tersungkur dan Pak Kardi, calon mertuanya langsung berdiri dan memelorotkan celana dekilnya dan menarik tubuh Jeng Yati Muda sehingga calon menantunya tergelantung kepalanya dan
“Hhhhhhooooooooghghghghghghghchchchc….”Jeng Yati Muda mengorok saat ****** besar panjang Pak Kardi, calon mertuanya menjejali mulutnya dan Pak Kardi, calon mertuanya menggenjot ******nya di mulut Jeng Yati Muda, calon menantunya….
Karena Pak Kardi, calon mertuanya begitu kasar memperlakukan Jeng Yati Muda sambil menyambak sanggul sasaknya sambil menggenjot ******nya ke mulut Jeng Yati Muda, calon menantunya.
Pak Kardi kini tengah menyetubuhi mulut Jeng Yati, calon menantunya
Jeng Yati Muda pun pasrah agar tidak semakin sakit dan hal ini membuat Pak Kardi, calon mertuanya tiba tiba menjilati kelentit dan menarik-narik sambil mengucel-ucel dan memelintir bibir vagina Jeng Yati Muda dan seperti kesetanan kedua insan bertaut umur jauh, antara Pak Kardi, calon mertuanya dan Jeng Yati Muda calon menantu meraih orgasme dan ejakulasi bersamaan, Jeng Yati Muda dengan kesadaran penuh menelan air mani Pak Kardi, air mani laki-laki kedua yang tak lain adalah air mani Pak Kardi, calon mertuanya sebanyak 3 kali dan Pak Kardi, calon mertuanya menyedot-nyedot liang vagina Jeng Yati Muda yang merasakan multiple orgasme pertama kalinya, entah 3 atau 4 kali bersamaan,
Mereka bertiga tertidur…..
“Bapak.. bapaaaak …” Jeng Yati Muda mendesah kembali saat Pak Kardi, calon mertuanya mulai menjilati kelentit dan bibir vagina Jeng Yati Muda yang sudah lemas saat sudah mencapai beberapa kali multiple orgasme. Lebih lebih Pak Kardi, calon mertuanya telah membuka liang vagina Jeng Yati Muda belum lagi Pak Kardi, calon mertuanya tau dimana liang vagina Jeng Yati Muda sudah terbuka lebar dan Pak Kardi, calon mertuanya sudah mempermainkan bibir vagina Jeng Yati Muda yang sudah gatal dengan jari-jari kasar dan besar Pak Kardi, calon mertuanya.
“Baaapaaaaak suuuuudaaaaaaaggghghghghghghhhhhhhh…..”Jeng Yati Muda pun melenguh merasakan sedotan-sedotan Pak Kardi, calon mertuanya di bibir vaginanya. Jeng Yati Muda hanya bisa mengkangkangkan kedua kakinya dan hanya bisa melihat begitu ganasnya Pak Kardi, calon mertuanya menjilati, menyedot-nyedot bibir vaginanya sedangkan Mas Parno calon suaminya masih mendengkur tidak melihat Jeng Yati Muda calon istrinya sedang dipermainkan nafsu syahwatnya oleh Pak Kardi, bapaknya sendiri.
Jari-jari Pak Kardi, calon mertuanya sudah menggosok-gosok kelentit Jeng Yati Muda yang menegang dan jari-jari tangan Pak Kardi, calon mertuanya lainnya meremas-remas payudara ranumnya…..
“Baaaaaapaaaaaaaaaaakkghghghghghgh …………ngngngngnngnnngngnggg….” Jeng Yati Muda mengejan kuat saat orgasmenya meledak dan pinggulnya terangkat menggosok-gosokkan bibir vaginanya ke mulut Pak Kardi, calon mertuanya.
Begitu Jeng Yati Muda agak tenang, kembali Pak Kardi, calon mertuanya menarik tubuhnya ke atas sehingga kepala bersanggul Jeng Yati Muda tergolek dan kembali “Hhhhhhooooooooghghghghghghghchchchc….”Jeng Yati Muda mengorok saat ****** besar panjang Pak Kardi, calon mertuanya menjejali mulutnya bahkan mendesak anak tekak dan Jeng Yati Muda gelagapan merasakan ****** besar panjang Pak Kardi, calon mertuanya.
“Kkkkkkkkooooghghghhghghghghghghhhhhh……” Jeng Yati Muda mendengkur serak saat dirasakannya ****** besar panjang Pak Kardi, calon mertuanya merangsek tenggorokan Jeng Yati Muda
Jeng Yati Muda tak dapat melawan saat beberapa saat ****** besar panjang Pak Kardi, calon mertuanya menyumbat tenggorokannya, Jeng Yati Muda mengelepar. Kedua mata Jeng Yati Muda melotot dan Pak Kardi, calon mertuanya menarik ****** besar panjangnya sesaat dan Jeng Yati Muda bisa mengambil nafas sejenak dan “Kkkkkkkoooooooghghghghghghhhhh…….” Jeng Yati Muda kembali mengorok saat ****** besar panjang Pak Kardi, calon mertuanya menjejali tenggorokan Jeng Yati Muda dan kembali Pak Kardi, calon mertuanya menarik ****** besar panjangnya sesaat dan menghujamkan kembali ****** besar panjangnya dan Jeng Yati Muda pun tak kuasa dan mengeluarkan air matanya atas perlakuan Pak Kardi, calon mertuanya.
Pak Kardi, calon mertuanya terus memperlakukan menyodok-nyodokkan ****** besar panjang nya terus menerus merasakan nikmatnya jepitan tenggorokan Jeng Yati Muda, calon menantunya dan Jeng Yati Muda tak kuasa saat air mani Pak Kardi, calon mertuanya menyembur dan kembali Jeng Yati Muda menelan air mani Pak Kardi, calon mertuanya.
Pak Kardi, calon mertuanya kemudian kembali menjilati selangkangan, kelentit dan bibir vagina Jeng Yati Muda dan Jeng Yati Muda pun hanya terkangkang pasrah tergolek tubuhnya dan kepala terjuntai tanpa sandaran
By : tersungkur_ko
“Bbbbbaaaapppaaaaaaaaakkkk….. ooogghghghghhhhhh …..”Jeng Yati Muda mengerang-erang dan membangunkan Mas Parno, calon suaminya yang langsung ngaceng ****** gemuknya melihat Jeng Yati Muda, calon istrinya tengah dijilati selangkangan, kelentit dan bibir vagina nya oleh bapaknya sendiri yang begitu lihai membuat Jeng Yati Muda calon istrinya terkapar pasrah mengerang-erang kenikmatan.
Mas Parno, calon suaminya langsung bangun dan menyodorkan ****** gemuknya ke mulut Jeng Yati Muda dan sifat gatal Bu Asih, ibunya seperti menjalari keseluruh tubuh Jeng Yati Muda dan Jeng Yati Muda langsung mengulum, menyedot-nyedot ****** gemuknya Mas Parno, calon suaminya.
Jeng Yati Muda merasakan orgasme nya mendekat dan Jeng Yati Muda begitu antusias mengulum ****** gemuknya Mas Parno, calon suaminya dan Mas Parno, calon suaminya menggenjot ****** gemuknya di mulut Jeng Yati Muda dan… Mas Parno, calon suaminya melenguh saat air maninya menyembur mulut Jeng Yati Muda yang langsung menelan air mani Mas Parno, calon suaminya dan tak lama kemudian Jeng Yati Muda tersentak-sentak pantat ranumnya saat Pak Kardi, calon mertuanya berhasil membuat Jeng Yati Muda mencapai multiple orgasme kembali….
Sore harinya, Mas Parno, calon suaminya mengantarkan Jeng Yati Muda pulang, keadaan Jeng Yati Muda yang hampir pingsan karena digarap bergiliran anak bapak bergantian, bahkan Mas Parno, calon suaminya membiarkan bapaknya Pak Kardi, calon mertuanya ikut mengantar pulang, dan tak ayal lagi di Jeep Mas Parno, calon suaminya, Jeng Yati Muda pun harus menungging dimana Pak Kardi, calon mertuanya terus menjilati kelentit dan bibir vagina Jeng Yati Muda dari bawah dan mulut Jeng Yati Muda dipaksa mengulum ****** gemuknya Mas Parno, calon suaminya yang sedang mengendarai Jeepnya dan Jeng Yati Muda harus menerima perlakuan Pak Kardi, calon mertuanya dan mendapatkan 4 kali orgasme dan mulutnya harus menelan peju Mas Parno, calon suaminya.
Jeng Yati Muda juga menerima seperangkat perhiasan emas selain semua perhiasan Jeng Yati Muda yang dipakai diganti oleh Mas Parno, calon suaminya dan perhiasan Jeng Yati Muda ditempatkan di kotak kecil dan semua perhiasan yang tidak dipakai di masukkan ke tas kulit baru Jeng Yati Muda
Sampai di rumah, Jeng Yati Muda sekali lagi harus merangkak di kamar Pak De Sur saat Pak Kardi, calon mertuanya memaksanya untuk mengoral ****** besar panjang Pak Kardi, calon mertuanya dan pasrah dengan kesenangan Pak Kardi, calon mertuanya yang menyodok-nyodokkan ****** besar panjang Pak Kardi, calon mertuanya menusuk tenggorokannya sampai Jeng Yati Muda mengeluarkan air mata sedangkan Mas Parno, calon suaminya menjilati kelentit dan bahkan bibir vagina dibuka dan merasakan tusukan-tusukan lidah Mas Parno, calon suaminya.
Entah keberapa kalinya Jeng Yati Muda mengalami orgasme Minggu itu dan berapa kali menelan air mani Pak Kardi, calon mertuanya.
Kedua anak Bapak itu meninggalkan Jeng Yati Muda yang kebaya, sanggul sasak dan kain panjang yang awut-awutan….
About sasaki
Soratemplates is a blogger resources site is a provider of high quality blogger template with premium looking layout and robust design
setengah baya
Tags
Series,
setengah baya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar