Responsive Advertisement

Sabtu, 21 Mei 2011

3

Selama setengah jam aku mengocok penisku di dalam kuluman vagina Mitha. Hingga akhirnya aku merasakan sesuatu seperti mendorong dari dalam tubuhku. Gerakanku semakin cepat. Mithapun semakin terlena. Sesaat sebelum spermaku keluar, Mitha menarik tubuhnya hingga peniskupun tak lagi membenam di memeknya.
Kemudian Mitha mengocok penisku dengan cepat hingga aku tak kuat lagi untuk menahan air maniku yang memancar.
Mitha mengarahkan penisku di buah dadanya hingga spermaku membasahi seluruh permukaan bukit kembar pacarku. Mitha mengusap spermaku itu hingga buahdadanya semakin mengkilat indah.
Setelah tetes terakhir maniku keluar, akupun terkulai lemas di atas sofa.
"Ini adalah hadiah ulang tahunku yang paling istimewa, Dan." kata Mitha sambil mempermainkan batang penisku yang sudah lemas.
"Aku juga, Sayang. Aku belum pernah merasakan kenikmatan seperti ini"
akupun memeluk tubuh Mitha.
Mungkin karena ini pertama kalinya aku bersetubuh, aku merasakan kelelahan yang amat sangat. Anehnya Mitha tidak nampak kelelahan, biasa saja. Tapi aku tak mau memikirkan itu karena aku sudah sangat mengantuk.
"Sayang, aku capek banget. Aku pengen tidur neh" kataku.
"Ya, udah. Kamu istirahat aja dulu" kata Mitha.
Akupun mulai terpejam. Tapi sebelum benar-benar terlelap, aku sempat melihat Shanty keluar dari kamar dan hanya menutupi tubuhnya dengan sehelai handuk kecil dan menghampiri kami. Aku juga sempat mendengar percakapan Shanty dan Mitha biarpun agak samar.
"Gimana, Mit? Puas nggak?" bisik Shanty.
"Ssst.. Jangan berisik. Dani lagi tidur.
Lumayan lah. Ternyta Dani belum pernah ginian, Shan" jawab Mitha sambil tertawa kecil.
Tiba-tiba Shanty melihat ke arah penisku.
"Wah, burung si Dani gede banget. Ga kaya punya cowokku. Ngacengnya aja ga segini" bisik Shanty sambil menggenggam batang pisangku. Anehnya, Mitha membiarkan Shanty mengenggam penisku. Padahal aku adalah pacarnya. Bahkan dia malah tertawa.
"Hihi.. Aku juga ga nyangka punya cowokku ini gede banget. Koq kamu keluar kamar sih? Emang pacarmu gak nyari?" tanya Mitha.
"Dia udah tepar dari tadi. Padahal aku belum puas..Waah.. Sayang banget Dani bukan cowokku.."
kata Shanty.
"Klo pengen ngerasain gapapa koq, asal jangan lama2. Nanti aku bisa marah" bisik Mitha lagi. Aku jadi heran dan kaget.
"Bener neh?" tanya Shanty sedikit berharap. Aku lebih terkejut lagi saat Mitha mengangguk.
Shanty tampak kegirangan. Dia langsung mempermainkan penisku dan mengocoknya dengan jari-jari lentiknya. Perlahan penisku mulai keras kembali dan aku pun terangsang lagi. Tapi aku masih merasa sangat lelah hingga aku hanya bisa membiarkan Shanty mempermainkan penisku.
Shanty yang semakin bernafsu kini mulai menciumi penisku dan kemudian mengulumnya. Ouukh.. Akupun semakin terbuai dan entah darimana datangnya tiba-tiba aku seperti memiliki kekuatan lagi.
Aku membuka kedua mataku dan pura-pura terkejut..
"Shanty..!! Apa yang kamu lakuin?" kataku sambil menarik tubuhku ke ujung sofa.
"Sayang, Shanty suka ama burungmu.." Mitha memotong kata-kataku.
"Tapi.. Tapi.. Aku pacarmu, Mit.." kataku gagap. Mitha hanya tersenyum dan memelukku.
"Gapapa, Sayang. Aku nggak marah kok. Anggap saja itu tanda terimakasih karena Shanty udah mau mengundang kita ke rumahnya"
"Iya, Dan.. Tadi Mitha dah ngizinin aku koq buat ngerasain punya kamu.. Emang kamu gak suka ya?" tanya Shanty.
"eeh.. Nggak..! Bukan itu. Aku.. Aku cuma..."
"Ya udah. Kalo gitu mending kamu diem aja en coba nikmatin ya? Bikin aku senang"
Akupun terdiam tak bisa berkata lagi. Shanty mulai mengulum penisku yang semakin mengeras dan membengkak. Sementara Mitha hanya memelukku sambil memperhatikan Mitha yang sibuk karaokean dengan penisku.
Aku sangat menikmati itu, tapi karena ada Mitha, aku masih sedikit malu dan merasa tidak enak untuk memberi respon.
Akhirnya, akupun mencoba adil. Aku meraih tubuh pacarku dan kuciumi buahdadanya. Aku membenamkan wajahku di antara buahdada kencang itu hingga aku tak bisa melihat Shanty yang sedang mempermainkan penisku.
Tiba-tiba aku merasakan ada yang menindihku. Belum sempat aku berfikir jauh, aku merasakan penisku menembus sesuatu yg kenyal namun lembut.
Aku tak memperdulikan hal itu, aku terus menikmati sepasang bukit kembar Mitha.
Hingga aku mendengar rintihan Shanty, barulah aku sadar jika yang menindihku adalah Shanty dan yang ditembus penisku ternyata memeknya. Shanty sangat agresif menaik turunkan tubuhnya di atas perutku. Aku sedikit merasa mulas, namun kenikmatan yang aku dapatkan dari memek Shanty dan buah dada Mitha membuat aku lupa.
"Dani.. Oukh.. Nikmat sekali, oukh.. Sshh.."
beberapa lama kemudian, aku mencapai puncak kenikmatan. Aku mengerang sambil memeluk Mitha sekuatnya sambil melahap buahdada pacarku dan menggigit gumpalan daging kenyal itu. Kudengar Shantypun menjerit tertahan.
Sesaat setelah spermaku habis, Shantypun terkulai lemas di atas tubuhku. Tanpa sadar, akupun memeluk Shanty. Kini aku memeluk 2 tubuh bugil yang bermandi keringat.
"Aku mau pipis dulu" Mitha berbisik. Diapun melepas pelukanku dan bangkit melangkah ke kamar mandi. Tinggallah aku memeluk Shanty yang masih terkulai lemas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SoraBook

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Vestibulum rhoncus vehicula tortor, vel cursus elit. Donec nec nisl felis. Pellentesque ultrices sem sit amet eros interdum, id elementum nisi ermentum.Vestibulum rhoncus vehicula tortor, vel cursus elit. Donec nec nisl felis. Pellentesque ultrices sem sit amet eros interdum, id elementum nisi fermentum.




Comments

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *