Ini adalah pengalaman unik saya sendiri yang kejadiannya masih
berlangsung sampai sekarang ini. Ini benar-benar terjadi. Sebelumnya
perkenalkan nama ( panggilan ) saya Ery, asal kota Surabaya dan sekarang
masih berstatus mahasiswa sebuah PT di kota Malang. Umur saya masih 23
tahun dan saat ini sebenarnya saya baru saja lulus kuliah ( tinggal
menunggu wisuda ). Sebenarnya awal kejadian nya baru berlangsung sejak 1
bulan yang lalu dan masih berlangsung hingga sekarang, tepatnya dimulai
sekitar akhir bulan September 1998 kemaren. Keunikan pengalaman sex
saya ini karena saya melakukannya dengan ibu kost teman kuliah sekaligus
sahabat saya sendiri yaitu Agus ( panggilan ).
Ibu kost sahabat saya ini sebenarnya bisa dikatakan masih muda juga,
sekitar usia 34 tahun. Namanya mbak Marissa. Sudah bersuami namun
seperti yang saya lihat sendiri, rumah tangga mereka tidak pernah akur.
Mbak Marissa sendiri tidak pernah mengatakan ada apa sebenarnya yang
menyebabkan ia tidak pernah akur dengan sang suami. Namun dari
selentingan yang pernah dan sering Agus dengar ketika mereka bertengkar,
intinya adalah karena keinginan mbak Marissa untuk memiliki anak,
sedangkan sang suami walaupun sebenarnya bukan mandul ( menurut gosip
pegawai salon milik mbak Marissa ) bibit spermanya lemah. Pak Herman (
suaminya ) katanya sudah berusaha berobat kesana kemari tetapi belum ada
perkembangan yang meyakinkan. Mungkin karena keinginan yg begitu besar
dari mbak Marissa inilah yang menyebabkan Pak Herman sampai kehilangan
gairah sex nya lagi. Dan ini menurut Agus sudah terjadi semenjak pertama
kali dia kost di tempat itu, atau semenjak 2 tahun yang lalu, karena
sebelumnya memang Agus kost di kawasan kampus STIE MK. Saya sendiri baru
sekitar 1 tahun yang lalu kerap ke tempat Agus yang sekarang ( di
kawasan perumahan Purwantoro Agung ), dan saya sendiri kost dikawasan
Blimbing.
Dengan mbak Marissa sendiri sebenarnya saya juga barusan akrab sekitar 2
bulan yang lalu. Itu juga gara-garanya karena wajahnya yang benar2
sangat mirip dengan Esmeralda yang selalu diputar SCTV saban hari. Saya
sering menggodanya dengan sebutan mbak Esmeralda Indonesia. Mbak Marissa
ini asli orang Manado sehingga nggak heran wajahnya begitu cantik dan
putih rada-rada indo seperti orang Manado kebanyakan. Sedang suaminya
Pak Herman bekerja sebagai kapten kapal sebuah perusahaan pelayaran
swasta. Sehingga dapat dibilang selama setahun hanya beberapa kali saja
Pak Herman pulang ke rumah, selebihnya tentu banyak berlayar keluar
negeri. Rumah mbak Marissa ini bisa dikatakan lumayan besar dan mewah.
Maklumlah pekerjaan sang Suami pasti sangat mendukung sekali dalam soal
materi. Selain dibuat tempat kost, mbak Marissa juga membuka usaha Salon
yang cukup maju. Sehingga bisa dibilang tempat kost si Agus ini tak
pernah sepi, selain Agus masih ada 5 orang lagi yang kost di situ,
kesemuanya kebetulan cewek single yang sudah bekerja semua.
Si Agus memang benar2 mujur diterima disitu karena kebetulan mbak
Marissa memang ingin setidaknya ada penghuni cowok yang bisa menjaga dan
mengawasi rumahnya. Maklum selama Pak Herman berlayar isi rumah itu
memang cewek semua. Dan mbak Marissa bukanlah orang yang begitu peduli
dengan aturan budaya ketimuran. Semua tamu cowok dan cewek boleh bebas
masuk bertamu ( kebanyakan masuk kedalam kamar kost ) asal jangan sampai
diatas jam 11 malam. Perlu saya jelaskan sebelumnya tempat tinggal Mbak
Marissa ini bentuknya seperti huruf U dilihat dari depan, antara tempat
kost dengan rumah induk berdiri sendiri-sendiri hanya terpisahkan
dengan taman dan kolam ikan yang cukup lebar, sedang ruang untuk salon
kecantikannya jadi satu dengan rumah induk.
Jadi tidak heran, saking bebasnya bisa dikatakan hampir saban hari tamu2
pria atau wanita entah pacar atau teman ketiga cewek tsb termasuk juga
Agus leluasa bebas keluar masuk bahkan tidak jarang ada yang sampai
nginap segala. Seringkali ketika mampir ke sini, sewaktu saya berjalan
menuju kamar si Agus yang berada diujung belakang sendiri, di salah satu
kamar cewek penghuni kost itu sering terdengar suara lenguhan atau
rintihan pelan orang yang sedang asyik masyuk bersenggama ria. Kalau
sudah begitu saya tinggal mencari ada nggak sendal si Agus diantara
salah satu pintu depan kamar cewe2 tersebut. Kalau tidak ada berarti
bukan si Agus yg sedang ngerjain cewek2 itu. Memang si Agus sekali lagi
benar2 mujur. Dari kelima cewek tersebut 3 diantaranya bisa diajak
ngentot ( just for fun tentunya ), meskipun sebenarnya mereka bukan
pelacur. Edannya mereka semua juga cantik2 sekali dan berasal dari luar
daerah. Tetapi dibanding mbak Marissa kecantikan mereka masih kalah,
selain lebih putih mbak Marissa kelihatan jauh lebih menarik dan anggun.
Di tempat tersebut Agus sudah dikenal sebagai Ayam Jago alias tukang
nidurin cewek. Sahabatku ini memang bejat dan maniak sex, 3 dari 5 cewek
penghuni kamar kost tempat mbak Marissa itu sudah digarap semuanya.
Salah satunya, Si Nani menurut Agus masih perawan ketika ia pertama kali
menggagahinya. Aku tak bisa membayangkan sudah berapa kali temanku Agus
ini menggilir Farida, Nani dan Yeni selama 2 tahun ini. Edannya ....
Gratis lagi. !!!! Andai saja mau, bisa saja aku ikut mencicipi kemulusan
dan kemolekan tubuh mereka dan mereguk kenikmatan sex bersama mereka,
tapi saya bener-bener ogah dapet bekasnya si Agus. " Ogah Gus ...
barang bekas pakaimu ...", teriakku ketus.
Haa ..... hhaaa ...ha ...... kalo sudah gitu dia pasti ketawa ngakak. "
Alaaa .. Ery....Ery .... munafik banget si kau ...apa bedanya friend ...
khan masih mending bekas sahabat sendiri ... ha ..ha...", celetuk Agus
dengan logat bataknya yg kental. " Ogaaaaaaaaahhhhh ........" " He...hee
... kao nggak kasihan sama Farida, ama Nani en juga Yeni .... mereka
kepingin banget bisa ngerasain kejantanan kontol kau kawan ... he..hee
..." " Kalo sama Mona atau mbak Marissa mungkin aku mau Gus .... ",
kataku kesal. ( Mona adalah salah satu penghuni kamar yg termasuk cewe
baik2 dan paling manis menurutku ) " Haaah ... beneran nih Er ... he..he
... rayuanku aja belum berhasil Er ...mmm .... Terus terang aku pengen
sekali menidurinya .... He...he ..." " Edaan ... masih mau nambah juga
.... awas kau Gus...", ujarku kesal. Terus terang kadang aku sendiri
kasihan juga dengan Farida, Nani atau Yeni yg cantik.... Kok mau-mau nya
digarap Agus yg notabene udah item kaya pantat panci ... gendut lagi (
Agus memang postur tubuhnya rada gendut dan berkulit agak kehitaman
karena sering keluyuran )
Sore itu selesai bimbingan skripsi aku langsung mampir ke tempat Agus
hendak pinjam film VCD nya yg katanya baru dibelinya kemaren. Ia memang
kolektor film2 bioskop. Saat itu suasana tempat mbak Marissa sedikit
lebih sepi dibanding biasanya. Salonnya pun sudah ditutup. Kamar mbak
Marissa kulihat dari seberang taman kelihatan gelap karena lampunya
dimatikan. Mungkin sedang pergi pikirku.
Aku bergegas menuju ke kamar Agus yg berada di ujung belakang dan
kulihat pintu kamarnya sedikit terbuka dan lampunya dihidupkan. Aku
sudah hendak menerobos masuk untuk ngagetin dia karena aku tahu Agus
orangnya gampang kagetan dan penakut namun niatku segera kuurungkan
ketika didepan pintu kamarnya kudengar ada suara erangan dan rintihan
wanita. Siall ... pikirku. Sore-sore begini mau Maghrib bisa-bisanya
......Agus sedang ... Dari suara erangannya aku bisa menduga itu pasti
si cantik Farida yg sedang digarapnya. " Ooouuuhhh .... Guusss ...
nnngggghhhhh ...... nnnngggghhhhhhhhhhhhhhgggggg ....." Syittt ....
Bisikku. Si Farida tampaknya pas lagi orgasme. " Nnnnnnngggghhhh .....
ooouuuuuhhhh ....Guss .....nnnggggngggghhh....." " Enaak khan Rida
....", bisik Agus terdengar dengan napas memburu. Keliatannya dia belum
enjakulasi. Penasaran juga aku mendengarnya, mau tak mau alat vitalku
tegang juga. Gimana-gimana sebenarnya aku kepingin juga bisa ngerasain
yg rasanya senggama.
Saya memang masih perjaka ting-ting dan saat ini bahkan belum punya
pacar sama sekali. Lucu memang, terus terang menurut orang saya ini
tergolong sangat tampan, dan saya pun menyadari itu, banyak cewek2
cantik yg sebenarnya naksir tapi saya lebih senang menghabiskan waktu di
Cyber Cafe surfing internet atau kalo tidak kongkow ke tempat Agus
saban waktu, daripada cari pacar. Selain kata orang sangat tampan, tubuh
saya sangat atletis karna saya juga rajin fitness dan olahraga, tinggi
tubuh saya 172 cm, warna kulit sawo matang dan kalo boleh saya sebutkan
juga ukuran alat vital saya panjang kurang lebih 16,5 centi.
Dengan rasa penasaran saya mencoba mengintip dari celah pintu kamar Agus
yang sedikit terbuka. Astaga .... Selama ini baru pertama kali ini saya
melihat Agus ngerjain cewek. Untung kebetulan posisi senggama mereka
agak sedikit membelakangi pintu kamar. Dan kulihat Agus dgn posisi
setengah berdiri ( dog style ) sedang menggarap tubuh bugil Farida yang
tidur setengah menelungkup diatas tempat tidur, pinggul Farida kelihatan
begitu padat, putih mulus dan seksi sekali. Sambil memeluk sebuah
guling Farida menunggingkan pantatnya kearah tubuh Agus yg juga
telanjang bulat. Kulihat betapa buasnya si Agus mengayuh pinggulnya
kedepan belakang menghunjamkan batang penisnya yg ternyata berwarna
coklat kehitaman kedalam liang kemaluan milik Farida yg berwarna putih
kemerahan. Aku benar2 kagum dengan bentuk bukit kemaluan milik Farida
itu.
Besar montok dan berjembut lebat kehitaman. Sedang liang vaginanya yg
merah itu kelihatan masih sempit, terbukti dengan ketatnya jepitan
daging vaginanya saat menjepit batang penis milik Agus yg ternyata
relatif kecil ( mungkin diameternya cuman 3 centi saja ), saya tidak
menyangka penis si Agus sekecil itu. Daging liang vagina milik Farida
itu sampai tertarik keluar begitu Agus menarik batang penisnya yg hitam
panjang itu keluar sebelum dihunjamkannya kembali dengan buas sampai
kandas ke liang kemaluan Farida. " Oooooouuuuhhhhh ..nnnnggggghhhhh
..... enaaak sekali Guss ....nnngggghhhh .... Yaaahhhhh ......
oowwwwwwwooowww ........", rintih Farida penuh kenikmatan. " Yeeaaaahh
... ", teriak Agus gemas melihat Farida sedang mereguk kenikmatan
orgasmenya, digoyangkannya dengan membabi buta pinggulnya ke depan
belakang, batang penis milik Agus yg kehitaman itu tampak basah
berlendir ketika berulang kali dihunjamkan keluar masuk ke dalam liang
vagina Farida yg terlihat sempit mungil itu.
Kontras sekali rasanya melihat tubuh Farida yg bahenol putih mulus
dengan pinggulnya yg seksi aduhai sedang disetubuhi oleh tubuh Agus yg
hitam sedikit gembrot. Persis orang negro sedang ngerjain cewe bule.
Edaan sekali ketika pada akhirnya kulihat tubuh Agus kelihatan bergetar
hebat, goyangan pinggulnya bergerak semakin cepat seperti piston sambil
mulutnya menggeram hebat. " Aaaaaaaaarggghhhhhhhhhh ........
yeeaaaaahhhh ....... aaaagggkgkgkggghhhhhh ....." pekik Agus keenakan.
Gila pikirku, rupanya Agus sedang meregang melepas enjakulasinya. "
Ridaaaa ... aaaahhhggggggkkkgggffffhhh ...... maniiiku keluuuaar .....
yyaaahgghhh ..aaaggghhh ...." Aku mendelik gemas melihat tubuh Agus
menggeliat-geliat keenakan mirip cacing kepanasan, sementara pinggulnya
dihentak-hentakkan dengan kuat ke pantat Farida yang montok seksi. Aku
membayangkan Agus sedang memuntahkan air maninya yang kental ke dalang
liang vagina Farida yg terlihat sempit itu. Edan pikirku ... tidak pake
kondom lagi si Agus, gimana kalo Farida hamil.
Tanpa terasa alat vitalku jadi tegang ngaceng membayangkan puncak
kenikmatan yg sedang Agus alami. " Aaawwww .... aaawww .....Gus ...
pelan-pelan dong .... vaginaku sakit .... Guss .... aawww .... Iiiihhhh
.... Gussss ... kok .. manimu dikeluarin di dalam sih ... ", pekik
Farida kesakitan setengah protes karena si Agus memuntahkan air maninya
ke dalam tubuh Farida. Tapi Agus sama sekali tak peduli, sambil terus
menggeram hebat dan meregang keenakan terus dihentak-hentakkannya dgn
kuat pinggulnya menghantam pantat Farida, sembari mengeluar masukkan
batang penisnya yg sedang meledak memuntahkan air mani ke dalam liang
vaginanya. Jemari kedua tangan Agus yg kekar begitu kuat memegangi
pinggang Farida hingga cewe cantik itu tak bisa bergerak sama sekali. "
Aduuuuhhhh ... Gus .... sakkiiiitt ... aawww .... kok dikeluarin di
dalem sih ..... iihhh ... sudah ..Gus ... sudah ... iihhh ... aku bisa
hamiil gus ....iihh kentaalnya ....aaawww ..", pekik Farida semakin
kesakitan. Gilaaa ... si Agus pikirku. Mau enaknya aja dia.
Aku tak tahan menyaksikan adegan merangsang itu lebih lama lagi.
Setengah berlari aku menuju ke kursi taman disamping kolam ikan yg
persis berada ditengah2 komplek rumah mbak Marissa itu. Kuhempaskan
pantatku diatas kursi panjang yg tepat berada dibawah lampu taman.
Suasana senja itu semakin bertambah temaram. Aku mencoba menghapus
bayangan2 hot yg mungkin masih berlangsung di kamar Agus. Sambil
menunggu mereka selesai main, kurenggangkan otot-otot dan perasaanku
sendiri yg sempat tegang tadi. Alat vitalku masih sedikit ngaceng
membayangkan kejadian hot tadi.
Dan tanpa terasa 10 menit telah berlalu .... Namun kulihat pintu kamar
si Agus masih belum juga terbuka menandakan kedua insan bejat itu masih
berada dalam kamar. Aku mulai heran ngapain aja si Farida lama-lama
disitu ... khan tadi sudah sama-sama puas. .... Atau barangkali mereka
masih teler keenakan dan tertidur disitu .... Waaah sialan ... jadi obat
nyamuk nih aku. Kenyataanya memang saat itu tubuhku mulai gatal-gatal
dikerumuni nyamuk. Ketika aku hendak memutuskan untuk balik pulang saja
tiba-tiba kurasakan ada seseorang yg menepuk pundakku dari belakang. "
Heii ... dik Ery ...!" Aku terhenyak kaget dan menoleh ke belakang.
Oooohhhh ... aku mengelus dada lega. Ternyata mbak Marissa yg datang. "
Eeeeh ..... Mbak Esmeralda ... bikin kaget aja mbak ...", ujarku lega. "
Kok ada disini dik Ery ...si Agus kemana ... apa sedang keluar..?",
tanyanya sambil tersenyum manis padaku. Duuh ... wajah mbak Marissa ini
bener2 cuaaaaantiiiknya selangit .... nggak heran kalo banyak yg naksir
... termasuk juga aku ... he...hee.... " Ngghhh ... anu ..mbakk ....ada
siihh ....sedang ...nggggg..", sahutku bingung harus mengatakan apa
kepada mbak Marissa tentang si Agus ....
Masa aku harus bilang dia sedang maen kuda-kudaan dengan Farida....
Hee...he... " Sedang apa ....?", tanya mbak Marissa sambil memandang
heran melihatku rada gugup. Namun sejenak kemudian kulihat mukanya yg
cantik mempesona itu bersemu merah ... " Ooohhhh ....", ujarnya lirih. "
Kenapa mbak..?", tanyaku setengah heran melihat perubahan roman mukanya
yg tiba-tiba itu. " Nggak pa-pa .... Saya ngerti kok ...!" "Ngerti apa
sih mbak..?", tanyaku masih kurang paham. " Alaaaa ... kamu ini dik Ery
... pura-pura lagi ... yaah ... mbak sudah tahu kok dari dulu ...",
sahutnya pelan sambil tersenyum manis kembali. " Tahu apa sih mbak
...?", tanyaku makin bingung. Aku memang benar-benar nggak ngerti arah
pembicaraannya. " Iiiiih .... hik..hik.... dik Ery ini .... itu yang dik
Ery liat tadi di kamar si Agus ...", ujarnya tanpa basa-basi lagi.
Deggg ... aku kaget juga mendengarnya.
Ternyata mbak Marissa sudah mengetahui perselingkuhan yg terjadi di
tempat kostnya ini. " Mbak ... su ..sudah tau ...", tanyaku pelan
setengah malu2. " Sudahlah dik Ery ... mereka toh sudah dewasa semua
.... biarkan mereka sendiri yg menanggung segala resikonya .... Mbak
bisa mengerti .... boleh saja ... asal jangan bikin ribut saja ... yuk
masuk ....dik Ery tunggu dirumah mbak saja ... yukkk ...", ujarnya
kemudian sambil mengajakku masuk kerumahnya lewat pintu belakang. Bagai
kerbau dicocok hidungnya. Aku manut saja ketika jemari tangannya
menggamit lenganku. Kami berjalan berdampingan menuju kepintu belakang
rumahnya. Ada rasa bangga tersendiri melihat nyonya rumah yang cantik
bak bidadari itu menggandengku seperti seorang istri terhadap suaminya.
Memang semenjak 2 bulan yg lalu aku sudah sangat akrab sekali dengan
mbak Marissa ini, gara2nya aku sering menggodanya dgn sebutan mbak
esmeralda ... dan iapun kelihatan malah senang sekali dipanggil seperti
itu karena selain cantik wajahnya juga mirip sekali dgn esmeralda yg di
TV itu.
Gara2 itu jugalah ia sering mengajakku mengobrol berdua apabila
kebetulan si Agus sedang keluar. Dari masalah politik sampai ekonomi,
dari masalah salon sampai soal keluarganya di Manado pernah kami
obrolkan. Ia memang sangat terbuka dalam segala hal, kecuali satu
masalah rumah tangganya. Dan khusus kepadaku sajalah mbak Marissa betah
lama2 mengobrol. Terkadang ia sering cemberut kalo aku permisi hendak
menemui si Agus yg baru datang dari kuliah atau hendak pamit pulang.
Kalo sudah begitu ia pasti menanyakan kapan datang lagi. He...he ...
padahal hampir saban hari aku datang ngendon di kamar Agus, dia sendiri
saja yg terlalu sibuk dgn urusan salon kecantikannya. " Heh ..kok
ngelamun ... ntar nabrak pintu lho .... hi ..hi ..." " Eeehh ... nggak
kok mbak sapa bilang ....?", sahutku gugup. Mbak Marissa menatapku
sambil tersenyum semakin manis. " Ngelamunin apa sih Er ... atau kamu
kepingin yaa .. !", bisiknya perlahan.
Aku sedikit kaget juga mendengar ucapannya yg to the point itu. Aku jadi
teringat nasehat sinting si Agus, katanya kalo seorang wanita sudah
berani ngomong sedikit nyerempet2 soal sex ... itu berarti 50 % ia sudah
mau untuk ditiduri, 50 % sisanya tinggal mampu nggak kita merangsangnya
dengan sejuta rayuan .... kalo berhasil pasti takluk ... Edaan ...
entah kenapa aku begitu ingin membuktikan teori gila si Agus ini ..... "
Kepingin sekali mbak ...", ujarku pura2 bloon.
Sambil bicara begitu aku pura-pura mengalihkan perhatianku ke pintu
kamar Agus yg masih tertutup. Aku sedikit khawatir mbak Marissa akan
marah dengan ucapan ngawurku .... Namun ternyata tidak ada sahutan sama
sekali darinya. Tanpa menatapnya aku terus melangkah ke dalam ruang
tengah dimana disana terhampar sebuah karpet tebal dan lebar dengan
beberapa buah bantal besar dan kecil untuk tempat istirahat ataupun
bersantai sambil menonton TV. Aku langsung duduk selonjor diatas karpet,
sementara mbak Marissa minta ijin kebelakang dulu. Di tempat inilah
sejak 2 bulan yg lalu saya bersama mbak Marissa biasa mengobrol sampai
terkadang lupa waktu. Banyak pegawai salon mbak Marissa yg terkadang
juga ikutan nimbrung apabila langganan sedang kosong.
Dari 5 pegawainya yg kesemua cewek ada 2 orang yg usianya hampir sebaya
saya yaitu Santi dan Silvy, selebihnya sebaya dengan mbak Marissa
(Diana, Erna dan Sherly ). Kesemuanya cantik-cantik sekali dan bahenol.
Mbak Marissa memang pandai memilih pegawai2 nya untuk lebih menarik
calon pelanggannya, apalagi kalo yg datang itu kaum pria. Sudah bukan
rahasia lagi kalo sama-sama cocok salah satu pegawai mbak Marissa ini
bisa di booking. Tetapi setahu saya juga tidak semuanya, menurut Agus yg
bisa di booking cuman Sherly, Santi dan Erna saja, sedang yg lain
tidak. Lucunya meskipun demikian, sekalipun si Agus belum juga berhasil
mengajak salah satu dari mereka untuk bermain cinta. Kalo aku tanya apa
sebabnya, Agus pasti cuman bisa nyengir kuda ... he..he ... mungkin
gara-gara postur tubuhnya yg udah item gembrot lagi.
Menurut cerita Agus, ia pernah mencoba merayu Santi untuk diajaknya main
kuda-kudaan di kamarnya, tetapi ia malah dikasih hadiah tempeleng, dan
katanya ia bersedia diajak begituan kalo yg mengajaknya adalah saya ...
waaah ... mendengar itu saya sempat ngaceng juga .. tapi waktu itu terus
terang saya takut kehilangan keperjakaan saya apalagi saya juga takut
sama cewe yg agresif.
Begitulah semenjak itu Agus rada2 mikir kalo mau ngajak 'main' pegawai
salon yg lain. Jangankan begitu, masuk ke ruang tengah rumah mbak
Marissa seperti yg kulakukan sekarang inipun Agus tidak berani .. he
....he.. Memang semenjak 2 bulan ini aku seolah sudah begitu dipercaya
100 %, mbak Marissa malah menyuruhku untuk jangan sungkan jika berada
rumahnya, bahkan tidak jarang pula ia mengajakku makan siang bersamanya
kalo kebetulan pas aku berada disana sedang Agus belum juga datang dari
kuliahnya. Banyak pegawai salonnya yg ngiri melihatku begitu di servis
lebih dibandingkan mereka sendiri yg notabene adalah karyawan disitu
sedang aku khan cuman temannya si Agus yg nge-kost disitu. Kalo sudah
begitu biasanya selagi mbak Marissa beresin piring ke belakang, maka
mbak Sherly, mbak Erna atau Santi pasti serentak menghampiriku sambil
mencubit pinggangku gemas ... " Iiiiiihhhhh .... enak yaa kamu Er ...
kita-kita aja belon makan ...kok kamu udah kenyang duluan .... Iihhh...
aku cubit nih ...iiihhhh ..." Diperlakukan begitu aku cuman bisa pasrah
saja, tidak jarang Sherly tanpa malu-malu malah sampai meremas pantatku
dgn gemas .... He ...he .. coba saja berani pegang batang pelirku ...
dijamin langsung ngaceng ... mungkin malah aku mau-mau aja kalo Sherly
sampai meng-onaninya sekalian he...he...
Terus terang pula semenjak 2 bulan ini Sherly maupun Erna kerap
menelponku kerumah agar aku mau mengantarnya ke diskotik atau sekedar
menemaninya nonton ke bioskop, tetapi kebetulan sekali karena
kesibukanku menyusun skripsi aku pura-pura tidak bisa memenuhi
permintaan mereka, aku curiga pada akhirnya nanti mereka mengajakku
untuk nge-sex, padahal aku nggak biasa dgn hal seperti itu. Seandainya
kalo Silvy yg menelepon pasti aku langsung oke-oke saja, karena aku tahu
Silvy selain paling muda dan paling cantik ia juga lebih pendiam dan
sopan. Menurut pengamatan Agus, Silvy menurutnya masih perawan dan belum
pernah dijamah laki-laki....
entahlah aku tidak ahli dalam hal ini dan entah kenapa juga aku percaya
dengan omongannya soal yg satu ini. " Heh .... dik Ery ini kok ngelamun
lagi ... nanti jadi kebiasaan lho ...hik...hik ..." Ucapan mbak Marissa
ini cukup mengagetkan juga dan sekaligus menyadarkanku kembali dari
lamunan. Aku tersenyum malu, dan kulihat ia membawa nampan berisi 2
cangkir kopi panas untuk kami berdua. Wajahnya yg cantik seolah semakin
cantik saja didalam ruangan ini, entah mungkin karena aku sendiri yg
sedang terpesona oleh kerupawanan wajah bidadarinya itu atau mungkin
karena gaun yg sedang dikenakannya yg membuatnya jadi semakin mempesona.
Saat itu aku baru menyadari kalo ternyata mbak Marissa mengenakan gaun
tidur panjang berwarna coklat susu sampai kemata kakinya. Bisa kubilang
kain gaunnya itu cukup tipis sekali sehingga tidak heran apabila BH dan
celana dalamnya secara samar terlihat cukup jelas.
Namun karena kebetulan BH dan Celana dalamnya juga sewarna dengan gaun
tidurnya maka kalo dilihat sepintas seperti menjadi satu dengan gaun
tidurnya itu. Sejenak mataku terpaku pada gundukan kembar didadanya yang
kelihatan besar membukit. Uuggh ... aku jadi teringat peristiwa di
kamar Agus tadi, ketika buah dada Farida yg besar montok dengan
putingnya yg berwarna coklat kemerahan diremas-remas gemas oleh Agus
dari sebelah belakang sementara ia menggoyang pinggul maju mundur
mengeluar masukkan batang penisnya yg hitam menggesek lubang vagina
Farida yang sempit. Fiiuuh .... Kubayangkan betapa asyik dan nikmatnya
seandainya aku dapat melakukannya bersama mbak Marissa ini, aku akan
senang melepas keperjakaanku bersamanya. " Mbak kok repot-repot sih
...", ujarku
pelan, sembari terus memandangi kedua bulatan payudaranya yg besar
menantang itu penuh nafsu, ketika ia menaruh nampan berisi 2 cangkir
kopi itu didepanku otomatis ia duduk setengah berlutut dan sedikit
membungkuk mau tidak mau gaun tidurnya yg sebelah atas agak tersingkap
kebawah persis dibagian bawah lehernya. Uupss ... aku berujar lirih
setengah melongo saat menyaksikan dua gumpalan besar dari balik gaun
tidurnya yg tersingkap itu. Walaupun masih tertutup BH namun karena
payudaranya yg putih mulus dan montok itu begitu besar, sehingga seolah
kubah BH nya jadi tak cukup untuk membungkus payudara raksasa milik mbak
Marissa itu. Waahh ... pokoknya sampe menuh-menuhin bungkusnya deh ... "
Kamu lihat apa Er ...?", kembali tiba-tiba mbak Marissa menyadarkanku
kembali dari lamunan dan pikiran ngeresku. " Eeeh ... a...ng ..nggak
papa kok mbak....", sahutku gugup. Aku benar2 tidak mengira ia
mengetahui semua perbuatanku.
Malu sekali rasanya saat itu. " Ehem ... ada yg salah dengan pakaianku
Er ...", tanyanya lagi kepadaku. Pandangan matanya yg ditujukan kearahku
seakan menyelidik meskipun sama sekali tidak kelihatan marah. " Ngg ...
nggak kok mbak....?", sahutku makin gugup. " Terus tadi mbak perhatikan
kamu kelihatan serius ngeliatin mbak ...?", tanyanya terus mengejar.
Aku berusaha sedapat mungkin menenangkan perasaanku yg kalang kabut tak
karuan. Bagaimanapun aku risi juga bila ia mengetahui ketidak jujuran
ucapanku. " Mmm ... nggak ada apa-apa kok mbak ... cuman ...mm ....mbak
Marissa kelihatan sangat cantik sekali malam ini ...", ujarku spontan.
Lebih baik aku memujinya daripada harus berterus terang hal yg
bukan-bukan. " Iiiih ... kamu bisa aja Er .... makasih deh ..", katanya
pelan. Eits ... untung ternyata ucapanku manjur juga. Pipinya yg putih
mulus itu bersemu merah menambah kecantikan wajahnya yang alami. Aku
jadi semakin berani. " Bener kok ....mbak Marissa kelihatan cantiik
sekali ... andai saja saya punya pacar seperti mbak ... ", ujarku
kemudian semakin percaya diri. " Iiiihhh .... hik...hik.. kamu ini ...
bisa juga yaa ngerayu ... memangnya masa kamu belum punya pacar sih .." "
Sekarang sih lagi pendekatan mbak ...." " Oh ..yaaa ...." " Iyaa ..
orangnya cantiik sekali seperti mbak Marissa ....." " Masaa ... mbak
boleh dikenalin nanti ...." " Boleh ... namanya Esmeralda ..." " Haahh
.." Semula mbak Marissa kelihatan agak bingung namun sejenak kemudian ia
ketawa setengah ngakak. Sambil mengambil duduk persis disebelahku
jemari tangannya yg halus lentik mencubit gemas pinggangku. Aku tak
sempat menghindar dan cubitannya benar2 sakit sekali. Aku menggeliat dan
memekik kesakitan sambil berusaha melepaskan diri dari cubitannya,
namun mbak Marissa sama sekali tak mau melepaskannya sembari terus
tertawa makin keras.
Baru kali ini aku melihatnya bisa tertawa lepas bahagia seperti itu. "
Auuuwwww .... sakit mbak ...", teriakku keras. " Hik ...hik ....biarin
... tau rasa kamu ... ngebohongin mbak .." Sial ... cantik sekali mbak
Marissa ini. Saat itu begitu dekat sekali mukaku dengan wajah
bidadarinya itu, sampai hembusan nafasnya yg harum bahkan bau badannya
yg wangi begitu memabokkan perasaanku. Darah perjakaku seakan bergolak,
nafsu birahiku spontan naik 'over voltage', alat vitalku tanpa dikomando
langsung menegang keras ...NGACENG !!... , Duh Gusti ... apa yg sedang
terjadi padaku ini, aku terbuai sudah dengan segala kesempurnaan yang
ada pada diri mbak Marissa .. kecantikan wajahnya, keseksian tubuhnya,
keharumannya .... seakan lupa diri saat tanpa dapat kucegah lagi kedua
tanganku meraih pinggangnya yang seksi itu lebih dekat kearahku. Tak
kuhiraukan lagi betapa sakit cubitan jemari tangannya tadi. " Mbak
...kau cantik sekali ...", bisikku tanpa sadar.
Sejenak Marissa sedikit kaget menyadari apa yg sedang kulakukan
terhadapnya. " Eehh .. Ery ... ada apa ...", bisiknya pula seakan tak
mengerti. Pelukan kedua tanganku ke tubuhnya semakin bertambah erat.
Ooouuhh .... Bisa kurasakan betapa halus dan mulusnya kulit tubuhnya
dari balik gaun tidur tipis yg tipis. Seakan begitu cepat dan ringan
saja ketika kedua tanganku yg kekar telah meraih tubuhnya dan dalam
sekejab telah berada diatas pangkuanku. Kedua bulatan pantatnya yang
montok seksi itu mendarat persis diantara kedua pahaku. Batang penisku
yg ngaceng seakan tergencet nikmat diantara sela-sela belahan pantatnya
yang padat dan lunak. Oooouggghh ....nikmatnya .... " Erryyyy .... ada
apa ...", pekiknya kaget melihat dirinya telah berada didalam pelukanku.
" Mbak ..... aku menyukaimu ....a..ku ...ingin bercinta denganmu ....",
bisikku tanpa sadar. Seakan nafsu telah menutup semua akal sehatku. "
Iiiiiihhhh .... apaa .... gilaa kamu Er ", .....dan plaaakk ... Sebuah
tamparan keras tangan kanannya mendarat telak dipipiku. Anehnya aku
seolah tak merasakan apa-apa ...
aku cuman menoleh sekilas lalu kembali memandang wajah cantiknya yg kini
hanya berjarak tak lebih dari 20 centi saja. Pandangan matanya tampak
berapi-api ... bibirnya tampak bergetar seolah menahan kemarahan ...
hidungnya mendenguskan nafas yg sedikit memburu .... What the hell ....
apa yg terjadi ...terjadilah ... sudah terlanjur ... dan aku tak akan
mundur, bahkan pikiran gilaku mengatakan untuk memperkosanya saja jika
perlu. " Aku mencintaimu Marissa .... Sungguh ...", bisikku pelan
seakan membela diri. Sedetik ... dua detik ... sampai mungkin hampir
satu menit ... kami berdua hanya saling berpandangan satu sama lain.
Tidak ada gerakan ... tidak ada perlawanan darinya. Tubuhnya masih
berada dalam pelukanku. Wajah cantiknya itu terlihat sedikit pucat dan
pandangan matanya tak segarang tadi. Bibirnya yg begitu indah merah
merona tanpa lipstik kini terkatup rapat. " Maafkan aku Marissa .... aku
sungguh ingin bercinta denganmu ..." " Ka ...kamu gila Ery ... sadarkah
kamu ... aku sudah bersuami Er ... dan ... k ....kau .... ingin bermain
cinta ...sadarkah kamu Ery ...", bisiknya lemah. Dari sikap dan
ucapannya itu seolah aku bisa menduga apapun yg aku lakukan terhadapnya
tampaknya ia sudah siap menerima.
Terlihat semenjak pertama kali aku memeluk tubuhnya sampai membawanya
kedalam pangkuanku Marissa sama sekali tidak melakukan perlawanan
sedikitpun. Itu berarti ia sebenarnya mau saja kusetubuhi. What the hell
... ia bersuami atau tidak ... ada orang yg tahu atau tidak, yg penting
aku akan menggelutinya malam ini sampai puas, aku akan menyenggamainya
seperti ketika Agus menyetubuhi Farida, akan kumuntahkan air maniku
sepuasnya kedalam tubuh mbak Marissa ini. Malam ini akan kulepas status
perjaka ting-ting ku. " Apapun yg terjadi Marissa ... aku mohon
lupakanlah suamimu untuk malam ini .... anggaplah aku suamimu malam ini
.... jadilah istriku malam ini Marissa ... ", bisikku semakin ngelantur
terbawa oleh nafsu. " Ja ... jangan Ery ....", bisiknya semakin lemah.
Aku tersenyum penuh kemenangan mendengarnya ... I wanna fuck you Marissa
... and I wanna fuck you until you pregnant ..... Secepat kilat
kudekatkan mukaku ke wajah cantiknya ... oh .. Esmeralda-ku ... sekali
lagi tidak ada perlawanan sedikitpun ketika mulutku menyentuh bibir
merahnya yang terasa begitu hangat dan lunak. Mmmm .... Aku mulai
mengulumnya sepenuh perasaan .. menikmati kelembutan kedua belah
bibirnya yang hangat.
Kedua hidung kami saling bersentuhan mesra. Dengusan nafasnya yang harum
sedikit memburu. Sejenak aku terbuai dalam alam kenikmatan yang baru
pertama kali ini kurasakan. Kukecup kedua belah bibirnya sebelah atas
dan bawah secara bergantian. Terasa ada balasan walaupun sedikit ragu.
Aku tahu mbak Marissa mengiginkan belaian dan cumbuan lelaki. Ketika
lidahku yang panas kujulurkan masuk kedalam mulutnya yang indah,
akhirnya ia pun membalasnya mengulum mesra penuh perasaan dengan kedua
belah bibirnya yang hangat lunak. Mmmmm .... terasa nikmat .... aku
semakin terbuai ke alam sorga ... Sejenak kemudian kulepaskan kecupan
dan cumbuan mulutku dari bibir Marissa. Kupandangi wajah cantiknya yg
kini kelihatan seolah semakin cantik, tidak ada rona kemarahan di
wajahnya, bibirnya yang basah sehabis kukulum tadi kini tersenyum manis
sekali ..., kedua bola matanya yang indah kini menatapku malu-malu.
Aku tersenyum penuh gairah ... " Jangan menyembunyikan keinginanmu yang
terpendam Marissa ... aku tahu kau merindukan belaian laki-laki ... kau
butuh pemuasan sex yg selama ini tidak pernah kau dapatkan ... aku akan
memuasimu malam ini Marissa ...", ujarku perlahan sok tahu. " K.. kau
sudah gila Er ...", sahutnya sambil tersenyum sedikit ragu. Duh ..
cantiknya dia. " Sudahlah sayang ..... Kita nikmati saja malam yang
dingin ini ...", bisikku semakin edan.
Perlahan kurenggangkan pelukanku pada tubuh Marissa lalu kuangkat dan
kurebahkan tubuhnya yang montok seksi itu diatas karpet tebal miliknya
itu bersandarkan sebuah bantal untuk menyangga kepalanya. Rambutnya yang
panjang terurai kukecup mesra dan sekali lagi kukecup kembali bibirnya
yang indah menawan, kali ini Marissa membalasnya dengan kecupan yang tak
kalah mesra. Akhirnya kami berdua tertawa kecil menikmati suasana
indah nan romantis yang tak ternyana ini. Lalu aku berdiri dihadapan
tubuh mbak Marissa yang masih tergolek pasrah diatas karpet.
Wajahnya yang rupawan bak bidadari itu tersenyum kecil, kedua matanya
menatapku dalam-dalam seakan mengagumi ketampanan wajah dan tubuhku yang
atletis. Dengan perlahan tapi pasti jemari tanganku mulai membuka
kancing kemejaku satu persatu sampai terbuka lalu dengan cepat kulepas
dan kulempar sekenanya kebelakang. Marissa tersenyum geli melihatku. "
Aku tidak menyangka sama sekali Er ... kalo malam ini ada laki-laki yang
telah begitu beraninya telah menyentuh tubuhku ... bahkan malah nekat
hendak menyetubuhiku ... suamiku sendiri sudah lebih dari 4 tahun ini Er
....tak pernah kuijinkan lagi menyentuh tubuhku ..." " Kenapa Marissa
...?", tanyaku heran, sembari melepas kaos singletku. " Aku tak mau
disetubuhi laki-laki mandul ...", ujarnya terdengar sedikit serius.
Gilaaa ...pikirku. Mungkin mbak Marissa ini sudah kebelet ingin punya
anak. Aku tersenyum. " Saya bisa membuatmu hamil Marissa ... saya bisa
memberimu keturunan ...", sahutku gemas.
Marissa tersenyum makin manis. Edaan ... perasaanku wajahnya kelihatan
makin cantik saja. " Baiklah ... lakukanlah Ery ... hamili aku ...",
bisiknya penuh gairah. " Siapa yg akan bertanggung jawab Marissa ...",
tanyaku sedikit khawatir juga kalo sampai membuatnya hamil dan ia akan
menuntutku. " Hamili saja aku Ery ... itu anakku dan suamiku ...
sejujurnya ia sendiri yg mengusulkan ide gila ini setahun yg lalu ...
agar aku tidur dengan laki-laki yang kusukai .... hehhh ... sejak semula
kurasa memang laki-laki itu kamu Ery ...", ujarnya semakin bergairah.
Waaah .... edan juga suaminya ini, bisa-bisanya dia menyuruh isterinya
tidur dengan pria lain hanya demi untuk sekedar mendapatkan anak...
gilaaa ... Aaaah ... sekali lagi what the hell .... Kini aku telah
bertelanjang dada dan kulihat mbak Marissa menatap kagum bentuk tubuhku
yg atletis bahkan lenganku yang besar kelihatan berurat karena terlalu
banyak latihan beban yang berlebihan.
Dengan tak sabar segera kubuka sabuk celana dan ritsleting celana katun
coklatku. Lalu dengan cepat kuplorotkan kebawah sampai lepas dan
kulempar sekenanya kebelakang. Marissa tersenyum makin geli melihat
tingkahku. " Iiiihh ... kamu nafsu sekali Ery ... hik...hik...", katanya
setengah tertawa kecil. Namun sejenak kemudian wajahnya langsung
memerah ketika celana dalamku mulai kuplorotkan ke bawah sehingga batang
penisku yang sudah sangat ngaceng sepanjang 16,5 centi itu langsung
mengacung keluar dengan gagahnya. Wuuushhhhh ...... toooiiing .....lalu
manggut-manggut naik turun. " Woowww ... hik ..hik .. ", Marissa memekik
kecil melihat adik kandungku yang sangat perkasa ini. Rruaar biaasaa
.... ,kebetulan sudah sebulan ini aku tidak melakukan onani ... dan aku
tidak bisa membayangkan sudah berapa banyak air maniku yang tersimpan
dalam kantung zakarku.
Tetapi yang jelas dari kebiasaan onaniku yang paling tidak seminggu
sekali bisa menyemburkan sampai 12 kali muncratan air mani atau mungkin
sekitar 1 lepek kecil. Jadi kalo sebulan yaa.... bayangin sendiri saja
... Setengah malu-malu Marissa menatap alat kejantananku yang sudah siap
untuk mengoyak-oyak liang kemaluannya. Aku jadi makin tambah ngaceng
saja membayangkan enaknya dijepit liang vagina mbak Marissa ini. " Saya
masih perjaka mbak ....", bisikku terus terang kepadanya. Mbak Marissa
tersenyum setengah malu-malu. Kedua pipinya masih bersemu merah. " Mmm
... aku tau Ery ... aku percaya kamu masih perjaka ...", sahut Marissa
setengah serak. " Mbak tau ....bagaimana?.. ", tanyaku heran juga.
Marissa hanya tersenyum kecil. " Itu salah satu rahasia wanita ...dan
tidak semua orang tahu Ery ..", katanya lagi setengah menggoda. " Ajari
saya bermain cinta mbak ....", pintaku makin bernafsu.
Marissa tersenyum lebar lalu ia bangkit dari tidurnya dan berdiri
sekitar 2 meter dari hadapanku. " Oke ... aku akan membuatmu menyesal
tidak melakukan hal ini sejak dulu Ery ... aku akan memberimu kenikmatan
sorga dunia yang belum pernah kamu rasakan sebelumnya ....mmmm ....
Sekarang berbaringlah di karpet Er ... aku akan mengajarimu bermain
cinta ...mmm ...", sahutnya pelan setengah berbisik, wajahnya yang
cantik itu kini sekarang seolah ingin menelanku. Wuuuiiiikkk ...
mendengar ucapannya yang tak kunyana dan sangat merangsang itu batang
penisku yang sudah ngaceng jadi semakin gerah tak karuan ...
montang-manting tak bisa diam ... urat-urat disekujur batang kontolku
itu sampai menyembul keluar semua, bahkan kepalanya yang sebesar sawo
manis itu sampai merah kepingin segera masuk ke sarang perawan eh ...
Melihatku masih belum juga rebah, mbak Marissa jadi gemas ia maju
selangkah lalu dengan cepat ditamparnya alat vitalku yang sedang ngaceng
cukup keras .... Plokk ... sebelum akhirnya ia mendorong tubuhku sampai
rebah terlentang diatas karpet. Pasrah ... dan ngaceng ...!!! " Aawww
... mbak ... sakiit dong ...", bisikku lemah seolah tak bertenaga
melihat batang penisku yg baru ditamparnya itu sampe merah dan
montang-manting tak karuan.
Selanjutnya aku hanya bisa mendelik makin ngaceng melihat mbak Marissa
secara perlahan-lahan mulai membuka kancing gaun tidurnya sebelah atas.
Hanya 3 buah kancing ketika dengan gayanya yang menggairahkan ia mulai
melepas pelan-pelan dan begitu gaun itu terlepas dari pundaknya yang
putih mulus secepat itu pula gaunnya runtuh ke bawah ...sruuttt .... "
Woooowwww.....", aku mendesah kaget lalu melongo terkagum-kagum
menyaksikan keindahan tubuhnya yang begitu putih bersih, mulus dan
seksinya luar biasa. Buah dadanya yang juga putih montok terlihat begitu
sangat besar tersembunyi dibalik BH mungilnya yg berwarna coklat susu.
Seperti mau meledak saja payudara mbak Marissa ini saking besarnya.
Begitu montok dan sama sekali tak terlihat kendor.
Aku tak sanggup membayangkan nikmatnya seandainya batang penisku
kujepitkan diantara kedua buah payudara raksasanya itu lalu kugesekkan
sampai air maniku keluar. Waaah ... aku harus melakukannya nanti. 3
detik kemudian dengan perlahan mbak Marissa mulai membuka tali pengait
BH nya diantara kedua kubah penutup gunung kembarnya itu dan sst ...
Mataku melotot serasa hendak loncat keluar ketika secara nyata telah
terpampang sudah dua bulatan besar payudaranya setelah Bh nya dilepas.
Ooooouuhh ....begitu besar, begitu putih mulus, montok, kelihatan padat
dengan kedua puting-puting susunya yang berwarna coklat muda kemerahan.
Indahnya ...eemaaaakkk ....
Aku tak tahan dan sontak berdiri menghampiri tubuh mbak Marissa yang
sudah hampir telanjang bulat. Dengan cepat jemari kedua tanganku telah
meraih dua bulatan payudara montoknya kedalam genggamanku. Seakan
kesetrum dan seolah terasa begitu kecil jemari tanganku membelai dan
mulai meremas kedua buah dada mbak Marissa yang begitu padat dan kenyal
itu. Sumpah ... baru kali ini aku memegang dan meremas buah dada seorang
wanita Oohh. ....enaknya .... ambooiiiii ..... Mbak Marissa yang tak
menyangka aku akan berbuat begitu, namun akhirnya ia hanya pasrah dan
membiarkan kedua jemari tanganku bermain-main, memegang dan
meremas-remas dua gumpalan besar payudaranya sepuasnya. " Besar sekali
mbak ...", bisikku seakan tak percaya dengan penglihatanku saat ini. "
Hik...hik... kamu nakal sekali Ery ... aawww ... pelan-pelan sayang
....mmmm ...aawww ...iiihhh ... nafsu sekali kamu Er.... Aaawww
....hik..hik... mmm", pekik mbak Marissa keenakan setiap jemari tanganku
dengan gemas memuntir dan meremas-remas kedua buah payudaranya yang
kiri dan kanan berulang kali. Tak puas sampai disitu kudekatkan muka dan
mulutku ke buah dadanya sebelah kanan lalu dengan rakus mulutku mulai
menghisap dan mengulum puting susunya dengan sepenuh perasaan.
Kupejamkan kedua mataku menikmati pengalaman pertama dalam hidupku ini.
Aku menyesal tidak melakukan hal seperti ini dari dulu-dulu. " Oooowww
... Eryy ... geli ahh ...mmmm ... aduuuhh ... putingku jangan digigit
dong ... awww ....iiihhhh .... nakal ...mmmm ...uuhhhh ....ih..geliii
...", pekik Marissa kegelian. Jemari kedua tangannya kini mengerumasi
rambut kepalaku sampai awut-awutan, terkadang malah ditekannya kepalaku
kedepan sampai muka dan mulutku yang sedang menyusu sampai ikut tertekan
menikmati kelembutan dan kelunakan buah dadanya yang besar. Aku semakin
bernafsu ... cepok ...cepok ketika akhirnya secara bergantian mulutku
mulai menghisap puting payudaranya sebelah kiri dan dengan dibantu
lidahku bibirku mulai mengenyot dan menyusu buah dadanya itu dengan
harapan air susunya keluar. " Oowwww .... aduuuh ....Erryyy ....geliiii
..mmmmm ....aaahhhh .....iihhhhh ....mmmm ....aduuuuhh ..putingku sakit
Eryyy ...", pekik mbak Marissa semakin keras. Sementara aku sem
Makin asyik mengenyot dan menghisap puting-puting buah dada montoknya
secara bergantian dan sementara mbak Marissa semakin asyik merintih
keenakan ..... jemari kedua tanganku mulai bergerak menyusuri sekujur
tubuh mulusnya yang seksi, mulai dari punggungnya yang halus mulus terus
bergerak kebawah ke pinggulnya yang bulat aduhai begitu menggemaskan.
Aku meremas pelan ... dan semakin lama semakin kuat saking gemasnya.
Begitu kenyal dan padat. Mulus lagi. Batang penisku yang ngaceng semakin
menggila bergerak naik turun makin cepat seperti piston, kurasakan
sudah berkali-kali cairan madziku menetes keluar menandakan sudah
saatnya untuk melakukan senggama. Namun jemari tanganku masih belum
berhenti menjamah tubuh mbak Marissa yang merangsang ini, dengan cepat
jemari tangan kiriku merambah kesela-sela pahanya yang terasa hangat dan
lunak, kurasakan sebuah lekukan kecil lubang duburnya yang sempit
sekali, dengan gemas jari telunjukku langsung kutusukkan memasuki lubang
duburnya itu. Sekali tusuk langsung ma
suk setengahnya .... Woww ... begitu sempitnya dan rasanya panas sekali
telunjukku didalam situ. " Aaawwww ......aduuuhhh ... duburku sakiiit
...Eryy ...aawww ...", pekik mbak Marissa kesakitan. Aku tak peduli,
kini giliran jemari tangan kananku yang merambah selangkangannya dari
arah depan. Ooohhhhh ... sambil terus kukenyot dan kuhisap puting
susunya sebelah kiri, kini kurasakan jemari tanganku telah mengelus-elus
bukit kemaluannya yang ternyata tidak memiliki sehelai rambutpun. Aku
agak heran juga sejak kapan mbak Marissa melepas celana dalamnya but
peduli setan. Bukit kemaluannya itu ternyata juga cukup besar karena aku
dapat menggenggamnya dengan seluruh telapak tangan kananku. Terasa
begitu lunak dan hangat dan saat jari tengahku kuselipkan diantara labia
mayoranya yang besar langsung kutusukkan pula menembus liang vaginanya
yang ternyata juga sangat sempit sekali. meskipun aku sudah berusaha
menekan namun kurasa yang masuk paling cuman 1,5 centi saja. Astaga ....
Sempit sekali ..... gimana penisku yang besar dan panjangnya 16,5 centi
bisa masuk kalo sempit begini. " Aaaawwwww ...... aduuuuuhhh ....
sakiiiit Eryyy .....", pekik mbak Marissa kesakitan.
Kucabut jariku dari liang vaginanya, akhirnya bukit kemaluannya hanya
kuremas-remas saja dengan perasaan gemas. Aku memang tidak ada
pengalaman secuilpun tentang senggama karena aku memang belum pernah
melakukannya, tetapi yg jelas aku harus bisa memasukkan batang penisku
sepanjang 16,5 centi ini sampai kandas kedalam liang vagina mbak
Marissa. Sampai disitu aku tak mampu menahan diri lagi, nafsu sex-ku
sudah diubun-ubun dan aku ingin segera menyetubuhi mbak Marissa. Cepookk
..... Kulepaskan mulutku dari puting-puting buah dadanya lalu dengan
tak sabar segera kupegang batang penisku yang sudah ngaceng nggak karuan
lagi itu untuk segera kumasukkan ke dalam liang vagina mbak Marissa. "
Aaah .... mbak ...ngghh ...sudah nggak tahan nih ...gimana caranya nih
...", pintaku bernafsu setengah rada bloon juga. " Iiiiih ... kamu ini
Er ... jangan terlalu bernafsu begitu sayang ... nanti air manimu
terlalu cepat keluar sayang ... kamu bisa enjakulasi dini ...iiihh
...hik..hik... penis sebesar itu lagian mana cukup masuk ke lubang
kemaluanku Er ... hik ...hik...", bisik mbak Marissa sembari mengerling
setengah genit menggodaku. " Aduuh .... mbak ...udah nggak tahan nih
.....", pintaku lagi setengah memohon. " Iiiih ...udah ah ..... penismu
jangan dipegang-pegang gitu ... nanti isinya keluar lho ....hik..hik.." "
Ya ...ampuun ... mbak Marissa genit aah ....", sahutku sembari menahan
nafsu. " Semua laki-laki itu memang sama ... kalo udah maunya ... dasar
laki-laki ... sudah rebah sana ...", katanya sambil mendorong tubuhku
kembali rebah terlentang diatas karpet.
Begitu aku rebah tidur, mbak Marissa pun lalu mengikutiku dan lansung
mengangkangi tubuhku. Aku kembali terkagum-kagum menyaksikan keindahan
tubuh mulusnya yang sangat sempurna ini. Ooohhh ... baru kulihat
sekarang bukit kemaluannya yang agak berwarna kecoklatan dibanding
bagian tubuhnya yang lain itu tampak besar membentuk sebuah bukit kecil
indah dan merangsang. Sebuah belahan memanjang vertikal yang membelah
labia mayoranya itu terlihat tebal dan tertutup rapat seolah
menyembunyikan lubang vaginanya yang sangat terlarang. Duh ...
merangsangnya bukit kemaluan milik mbak Marissa ini. Tak tahan
menyaksikan pemandangan indah itu jemari tangan kananku mulai meremas
batang penisku yang ngaceng lalu kuusap-usap pelan dengan rasa nikmat
sembari memandangi keindahan tubuhnya. Mbak Marissa tersenyum kecil
melihat ulahku, dengan gayanya yang aduhai, pantatnya yang seksi dan
bahenol itu langsung menduduki kedua belah pahaku. Aahhh ...lututku
sampe gemetaran saking gugupnya merasakan kehalusan dan kemulusan kedua
bulatan pantatnya yang sangat merangsang birahi itu. " Mbak ... aahhh
...", bibirku seolah ikut tergetar menyaksikan kesemua itu.
Seakan mimpi rasanya melihat seorang bidadari cantik bertelanjang bulat
dengan segala keindahan tubuhnya yang begitu sempurna kini malah
menduduki tubuhku. Marissa makin tersenyum manis melihatku bertambah
gugup. Dipegangnya tanganku yg masih menggenggam batang penisku yang
ngaceng lalu dengan mesra dibawanya kedadanya membelai kemontokan buah
dadanya yang besar menantang.
Tanpa dikomando kedua jemari tanganku langsung kembali bergerilya
membelai dan meremasi kedua buah payudara montoknya dengan gemas. Begitu
kenyal dan padat. " Er .... sebelum kita bersetubuh ada syarat yg harus
kamu penuhi dulu ...", bisiknya mesra padaku. " Apapun itu mbak ...
akan saya kerjakan ....", sahutku pasrah. " Mmm .... kau harus memuasiku
lebih dulu Er ... maksudku aku ingin kamu mencumbu .... mmm ...
kemaluanku dulu ... aahhh ...", bisiknya malu dan setengah ragu. "
Katakanlah mbak ... pasti akan saya lakukan ...", ujarku semakin
bernafsu, agak heran juga hatiku mendengar permintaannya yg menantang
itu. " Ngghh ... dulu mbak selalu melakukannya bersama suami ...nggh..",
katanya lagi setengah ragu. " Katakanlah mbak ... jangan kuatir ...
pasti Ery lakukan ...apa itu mbak ....?" " Mmmm ... Ery kamu mau khan
meminum cairan kemaluanku ...", katanya lalu menunduk malu.
Aku tersenyum menahan geli mendengar pengakuan polosnya itu, aku pikir
mbak Marissa ini ada sedikit kelainan sex juga. Ada-ada saja. Masa aku
disuruh minum cairan lendir orgasmenya ... jangankan setetes dua tetes
... satu gelaspun akan kuminum dengan senang hati seandainya mbak
Marissa bisa mengeluarkan sebanyak itu. " Saya mau sekali mbak .....",
kataku penuh gairah. Marissa tersenyum manis walaupun kutahu ia sedikit
malu juga harus berterus terang seperti itu. " Makasih Ery ....",
katanya pelan setengah berbisik. Sejenak lalu diangkatnya tubuhnya
kembali, pinggul dan kedua paha mulusnya yang sejak tadi duduk
mengangkangiku kini dengan cepat bergerak menuju ke arahku. Aku begitu
takjub dan kagum menyaksikan keindahan bukit kemaluan miliknya yang
besar dengan lekukan labia mayoranya yang merangsang. Tidak ada sama
sekali gelambir kecil yg biasa sering kulihat pada film2 porno
menandakan mbak Marissa ini jarang sekali bersenggama.
Bahkan labia mayoranya yang besar dan tebal itu selain mulus karena bulu
kemaluannya telah dicukur habis, ternyata masih menutup rapat satu sama
lain menyembunyikan clitoris dan lubang vaginanya. Bau alat kemaluan
milik mbak Marissa terasa mulai menusuk hidungku begitu kedua paha
mulusnya dengan cepat telah berada diatas mukaku dan mengangkangiku.
Alamak .....alat vitalku semakin ngaceng saja melihatnya. " Mmmmm ....
bau kemaluanmu enak sekali Marissa ...", bisikku setengah serak. Aku tak
bisa melihat wajahnya karena mukaku sudah hampir tertutup dengan bukit
kemaluannya yg besar. Hanya kurang dari 10 centi jaraknya dari mukaku
ketika akhirnya kudengar ia berkata. " Ery .... cumbui clitorisnya
sampai cairanku keluar sayang ...", bisiknya pelan terdengar bernafsu.
Habis berkata begitu tiba-tiba saja pandanganku menjadi gelap, mukaku
seakan tertimpa sebuah daging hangat dan lunak. Mmmbbfff ... mbak
Marissa telah menekankan seluruh bukit kemaluannya yang montok itu ke
mukaku. Semula digesek-gesekkannya seluruh bukit kemaluannya yang empuk
itu ke mukaku. Bau alat kemaluannya itu terasa menyengat namun entah
mengapa aku begitu menyukai bau khasnya itu.
Hidungku yang terselip diantara belahan labia mayoranya menggesek
clitoris dan celah vaginanya yang mulai sedikit basah. Mulut dan lidahku
tak mau kalah mulai ikut mengecup, mencumbu dan menghisap nikmat
bibir-bibir kemaluannya yg tebal. Begitu empuk dan lunak. Gemas rasanya
lidah dan mulutku menjilat dan menghisap daging terlarangnya itu.
Kupejamkan kedua mataku menikmati pengalaman indah pertamaku ini,
mencumbu bagian terlarang bidadari cantikku ini. Kuremas lembut kedua
belahan pantat mbak Marissa yg menduduki pundakku. Aku kira mbak Marissa
begitu sangat menikmatinya. Berulang kali mulutnya memekik kecil lalu
mengerang panjang keenakan sambil menggeliatkan pinggulnya memutar
menikmati jilatan dan sedotan mulutku pada bibir-bibir kemaluan dan
clitorisnya. " Oouuh yaahh ...Ery .... ooouuhh ...yaahhh ... terus
sayang .... ouuuuhh yaaaahhh ...mmmm ....Eryyyy .... uuhhhhhh
...nikmatnya ....nngggghhhh ..." Cukup lama sekali kukira aku mencumbu
alat kelaminnya itu, mungkin sekitar 10-15 menitan, sampai akhirnya saat
kuhisap dan kugigit gemas daging clitorisnya yang sebesar kacang tanah
itu tiba-tiba mbak Marissa mengangkat pinggulnya keatas. " Eryyyyy ....
buka mulutmu sayang ...aduuuuhhhh ... aku mau keluar sayang .....
uuuuuhhhh ...... oouuuuuugghhhh .....", pekiknya keras.
Rupanya mbak Marissa sudah hampir sampe ke puncak orgasmenya. Sambil
pinggulnya diangkat, jemari tangan kirinya menyibakkan bibir labia
mayoranya yg sudah basah habis kujilati sedang jari telunjuk kanannya
menggosok-gosok daging clitorisnya dengan cepat. Dapat kulihat jelas
dari jarak sekitar 10 centi liang vaginanya yg mungil dan sudah basah
itu sedikit membuka. Melihat pemandangan merangsang itu segera kubuka
mulutku lebar-lebar menunggu cairan orgasme tumpah keluar.
Dan 5 detik kemudian ..... Pruutt ...... cpruuutttt ........ Wow ....
Tiba-tiba saja beberapa *an bening dari liang kemaluan mbak Marissa
tumpah keluar langsung nyelonong masuk ke dalam mulutku ... mmmm ada
rasa asin, amis dan gurih bercampur jadi satu ... langsung kutelan
nikmat semuanya. Baru sekali ini aku melihat seorang wanita juga mampu
menyemburkan cairan orgasme. Mbak Marissa mengerang dan merintih panjang
menikmati puncak orgasmenya. Pinggulnya yang seksi aduhai sampai
menggeliat-geliat hebat saking enaknya. Wuuffff ..... indah sekali. "
Nnnggggggggggggghhhh .......uuuuuuuuhhhhhhhhhhhhhh"
Kudekatkan mulutku ke lubang kemaluannya yg masih meneteskan cairan
kenikmatannya itu .... Kuhisap dan kusedot sekuatnya sampai kurasakan
tidak ada sisa lagi cairan yg keluar. Lidahku mengecap sedap menikmati
lendir orgasme mbak Marissa sebelum akhirnya kutelan habis. " Uuuuuuhhhh
... Eryyyy .... oouhhh .... makasih sayang ....uuuhhh ..nikmatnya tadi
sayang ...", bisik mbak Marissa letih setelah orgasmenya berakhir. Kedua
belah pantatnya dihempaskan ke dadaku yang bidang. Lemas.
Kini dapat kulihat kembali wajah cantiknya yang tampak berkeringat
basah. Namun rona-rona kepuasan dan kebahagian terpancar diwajahnya.
Sejenak kubiarkan ia mengatur nafasnya yang sedikit memburu.
Kubelai-belai mesra kedua pahanya yang putih mulus sembari kupandangi
alat kemaluannya yg kini tampak semakin merangsang sehabis orgasme. Uh
... aku sudah tak sabar ingin segera merasakan jepitan liang vaginanya.
Seakan mengerti mbak Marissa lalu menggeser tubuhnya kebawah tubuhku
kembali. Wuuiiih ... enak rasanya saat kulit dada dan perutku bergesekan
dengan kedua paha mulusnya itu. " Mmmm ... Er kamu siap kehilangan
keperjakaanmu sayang ...", bisik mbak Marissa lembut. Wajahnya yang
cantik itu nampak sedikit berkeringat. Dan ouuuuhh ... aku merintih
nikmat dan seakan tak percaya ketika dengan penuh kelembutan jemari
lentik mbak Marissa yang halus itu lalu memegang sembari memberi sedikit
remasan gemas pada batang penisku yang sudah 'over ngaceng' dan
membawanya ke celah bukit kemaluannya yang sangat merangsang birahi
kelelakianku. Ooouhhh ... aku kembali meremas-remas dan memuntir gemas
kedua buah dadanya yang montok dan kenyal itu sambil berbisik dalam
hati. " Selamat tinggal perjaka .......". Ooouuhhh... remasan jemari
tangannya membuat air madziku langsung mengalir deras keluar membasahi
kepala penisku namun tiba-tiba dengan cepat, jari telunjuk tangan
kirinya seolah membendung aliran air madziku yg kental itu sampai
menempel di jari telunjuknya. Aku merintih nikmat.
Mbak Marissa tersenyum manis lalu membawa jari telunjuk kirinya yang
sudah basah oleh cairan madziku yg kental itu ke mulutnya dan sambil
memejamkan mata seolah begitu menikmati, mulut dan bibirnya mulai
menghisap nikmat cairan kentalku yang menempel di jari telunjuknya.
Astagaaa .... Aku terperangah melihat tingkahnya yg menggemaskan itu
...... " Oouuhh ... Marissaa ... perjakai aku sekarang ..... oouhh ...",
bisikku gemetar tak kuat menahan nafsu. Mbak Marissa membuka kedua
belah matanya kembali sambil tersenyum manis memamerkan deretan gigi
putihnya. Duh ... begitu indah bibir merahnya yg menggemaskan itu. "
Aahhh ...", aku kembali merintih nikmat ketika Marissa kembali meremas
batang penisku. " Alat vitalmu besar sekali Er ....", bisiknya lembut,
lalu kemudian mbak Marissa mengangkat pinggulnya keatas dan sedikit
digeser keatas pinggangku sehingga bukit kemaluannya yang besar
merangsang itu tepat berada diatas batang penisku yang ngaceng. Perlahan
lalu ditempelkannya kepala penisku ke belahan bukit kemaluannya dan
diselipkan disitu. Uuuhhhh ... begitu lunak dan hangat, jemari kedua
kakiku seakan gemetaran menyaksikan pemandangan indah ini, sembari terus
diremas-remas dan dikocok perlahan batang penisku yang ngaceng mbak
Marissa mulai menurunkan pinggulnya kebawah dan sleppss ... kurasakan
ujung kepala penisku mulai memasuki sebuah lubang sempit diantara dua
bibir labia mayoranya .... " Uuuugghh ...", bibirku tanpa terasa
bergetar menahan sejuta rasa. " Mmmmm ....uuhhh ... iihh ....besar
sekali penismu Er ...aww ..", rintih mbak Marissa sedikit kesakitan
ketika secara perlahan-lahan kulihat kepala penisku yang sebesar sawo
manis itu mulai tenggelam menembus ke dalam liang vaginanya.
" Aaahhhh ....Marissa ....ooouuhhhh". Aku mengerang merasakan
kenikmatan saat liang vaginanya menjepit begitu ketat kepala penisku yg
besar. Seakan diremas dan diurut oleh daging hangatnya yang lunak itu. "
Aaahhhh terus mbak ... perjakai aku ....ouuuhh ...teruss ..yaaahhh
...eenaaknya Marissa ...oouuhh ....". Aku menggeliat keenakan.
Kupejamkan kedua mataku menikmati sensasi sex yang baru pertama kali
kurasakan ini. " Oowww ... Ery .....oouuhh ...besar sekali sayang
...mmmmhhff ....woowwww .....", rintih mbak Marissa sembari kurasakan ia
terus menekan pinggulnya kebawah. Seakan tiada hambatan dan begitu
lancar selain rasa ketat dan hangat yang kurasakan pada separuh batang
penisku yang telah berhasil memasuki lubang vaginanya.
" Aaaahhhh .... terus Marissa ..... aaaaahhhh ...", pekikku semakin
keenakan. Mili demi mili kurasakan lubang ketat vaginanya semakin dalam
menjepit batang penisku. Seakan mencengkeram hebat saking sempitnya.
Sekujur tubuhku seolah gemetaran menikmati sensasi sex ini.
Kukonsentrasikan seluruh perasaan nikmatku pada jepitan hangat lubang
kemaluan mbak Marissa yang secara terus menerus mili demi mili
menenggelamkan seluruh alat vitalku. " Uuuuuuh ..... mmmm ... alat
vitalmu keras sekali Er .... uuuuh......." Akhirnya dengan satu hentakan
kuat ....amblas sudah seluruh batang alat vitalku tenggelam kedalam
liang vaginanya yang sangat ketat dan hangat. Selesai sudah penetrasi
pertamaku ini ... dan hilang sudah keperjakaanku ...mbak Marissa telah
merenggutnya dariku .... Aku merintih nikmat merasakan batang penisku
sepanjang 16,5 centi itu terjepit begitu hebat .... Seakan diremas,
diurut dan dikenyot oleh daging lubang vaginanya yang hangat. " Woooowww
.... Luar biasa sekali Er ... penismu benar-benar besar dan panjang
sekali sayang .... Uuuuh ... " " Ooouuhhh .... Marissa ....nikmaat
sekali ..... aaaahhhhh .......", erangku keenakan. Lutut dan sekujur
kakiku sampai gemetaran menahan rasa nikmat yg baru pertama kali ini
kurasakan. Aku benar-benar tidak menyangka jepitan hangat liang vagina
milik mbak Marissa ini sampai membuat jiwaku seakan melayang-layang ke
awang-awang. " Mmmmm ... kamu sudah bukan perjaka lagi Ery ...
",bisiknya lembut sambil dielusnya pipiku mesra. " M...mbak .....",
bisikku gemetar keenakan.
" Nggak pa-pa Ery .... wajar untuk pertama kali ... mungkin air manimu
akan cepat keluar ... mmm ...kenapa sayang ... sempit yaaa ...lubang
vagina mbak ...hik..hik ...", bisiknya mesra setengah menggoda. Aku tak
sanggup menjawab lagi selain hanya meram melek keenakan. Sambil setengah
tertawa kecil direbahkannya tubuh bugilnya ke badanku sehingga kedua
buah dadanya yang sebesar melon itu menekan dan menempel ketat di dadaku
yang bidang. Uugghhh .... Nikmat sekali rasanya. Kupeluk gemas tubuhnya
yang mulus dan montok itu. Wajahnya yang cantik menunduk ke arahku dan
sejenak kemudian kami berdua kembali asyik saling bercumbu bibir.
Sementara itu kurasakan kedua paha mulusnya yang mengangkangiku kini
menjepit pinggangku dengan ketat.
Aku menggelinjang keenakan merasakan otot-otot daging vaginanya yang
menjepit batang penisku seakan memlintir dan meremas begitu ketat.
Kupejamkan kedua mataku dan sejenak kemudian kurasakan pinggulnya mulai
bergerak turun naik menyetubuhiku. " Aaahhhh .... " Aku mengerang-erang
keenakan diantara cumbuan bibir mbak Marissa saat liang vaginanya yang
sempit dan hangat itu mulai menggesek batang penisku keluar masuk.
Woooowwwww ..... rasanya membuat badanku adem panas saking ueeeenaknya. "
Ooouuuhh .... Marissa .......ooouuuuuhhhh .....yaaaaahhh
......ooouuuuhh..", erangku nikmat. Begitu hebatnya mbak Marissa
menggoyang pinggul turun naik tanpa mengenal lelah sedikitpun ... Menit
demi menit berlalu ... waktu serasa begitu panjang dan lama sekali. Kami
berdua bercumbu mesra sembari saling mendesah keenakan menikmati
pergesekan luarbiasa pada alat kelamin kami yang telah menyatu.
Entah sudah tak terhitung berapa puluh kali liang vagina mbak Marissa
menggesek keluar masuk batang penisku yang seolah telah luluh lantak ...
dijepit, diremas, dipilin-pilin dan dikenyot seperti permen. Begitu
hebatnya pinggul mbak Marissa bergerak naik turun menghunjam-hunjamkan
seluruh alat vitalku sepanjang 16,5 centi itu ke dalam lubang
kemaluannya. Terkadang cepat ... terkadang begitu lambat .... bahkan
terkadang digerakkan memutar dari kiri ke kanan dan sebaliknya membuat
batang penisku seolah diplintir-plintir tak karuan. " Nnnggghhhh.
....Marissa.....ooouuuuuhhhh ......nikmaat sekali ......aahhh..." "
Uuuhhh .... Eryy ...nnnnggghhhh ... " Semakin lama mbak Marissa bergerak
semakin cepat menaik turunkan pinggulnya membuat alat vitalku semakin
hebat menggesek keluar masuk ke dalam lubang kemaluannya. Buah zakarku
sampai terguncang-guncang saking kuatnya mbak Merisa menghentak kebawah.
Aku merasa tak ada lagi batang penisku yang tersisa diluar karena
begitu mbak Marissa menghentakkan pinggulnya kebawah seluruh batang
penisku serasa dicengkeram hebat oleh daging hangatnya sampai kandas.
Jiwaku seakan berkelojotan merasakan nikmatnya senggama yg sangat luar
biasa ini. Sambil saling berpelukan erat kurasakan mbak Marissa merintih
dan mengerang semakin keras. " Oooooouuuuuuhhhh ....Eryyyy .....
oooouuuuuuuhhhhh ...... oouuuuuuhhhhhh...." Aku menduga mbak Marissa
sebentar lagi akan orgasme ..... wooooowwwww ....... Benar saja....
Semenit kemudian kurasakan otot-otot daging vaginanya tiba-tiba menjepit
alat vitalku dua kali lebih hebat membuatku sampe merem melek keenakan.
Sekujur tubuhku sampe gemetaran menahan rasa nikmat yang tak terkira.
Setengah menit kemudian tiba-tiba tubuh mbak Marissa terasa kaku dan
kedua pahanya yang mulus itu diluruskan kesamping kiri dan kanan sambil
mengejan kuat berulang kali. Aku sendiri ikut-ikutan kelojotan seperti
cacing kepanasan merasakan liang vaginanya bagaikan mesin penjepit yg
luar biasa kuatnya ... seakan diremas-remas dan dikenyot habis-habisan
alat vitalku yang sudah 'over heat' itu. Mbak Marissa mengerang panjang
sambil mengejan-ngejan nikmat berulang-ulang ... sejenak kemudian
kurasakan seluruh batang penisku seperti disiram cairan hangat banyak
sekali. Wooowwww ... ambooi rasanya. " Ooouuhhhh Eryyyyy .....
oooouuuuuhhhhhh ..........", pekiknya nikmat di puncak orgasme keduanya.
Beberapa detik kemudian mbak Marissa akhirnya terdiam kelelahan. Lubang
kemaluannya masih menjepit batang penisku sampai kandas. Panas rasanya
alat vitalku dijepit dan digesek seperti tadi. Kupeluk dan kubelai mesra
pinggang dan punggungnya yang putih mulus menetramkan perasaannya yg
baru terpuaskan. " Kau puas Marissaku .....", bisikku penuh kasih
sayang. Ia mengangkat wajahnya yang tampak basah berkeringat dan letih.
Bibirnya yang merah tersenyum manis penuh kepuasan yg tak terkira. " Ery
.... oohh ..... kau kuat sekali Ery .... kamu sendiri belum juga keluar
sayang ...ohhh ....kau hebat Ery ... mmm .. cupp ...cuppp ..", katanya
pelan sambil mengecup bibirku penuh kemesraan. Aku tersenyum bangga, aku
sendiri juga tak mengira dapat mengimbangi bahkan lebih tahan lama saat
bersenggama dengannya tadi. Padahal jepitan dan gesekan liang vaginanya
luar biasa ketat dan nikmatnya. " Fiiiuuhhh .. Marissa .... ulangi
seperti tadi lagi ... biar ku*kan air maniku ke lubang kemaluan ...
mmbbfff..". Mbak Marissa membungkam mulutku yg ngeres itu dengan
jemarinya yang lentik. " Iiiiihh .... Kamu Ery .....ngomongnya kok kotor
begitu ...?", katanya protes. " Eee ... tadi mbak Marissa khan juga
ngomong jorok ...", sahutku juga protes. " Masa iya ...sayang ...",
bisiknya tak percaya.
Kami berdua ketawa cekikikan sampe akhirnya mbak Marissa kembali
menggoyang pinggulnya turun naik menyetubuhiku. Menghunjam-hunjamkan
kembali seluruh batang alat vitalku ke dalam liang vaginanya yang hangat
dan sempit. Aku kembali merem melek dan mengerang-erang keenakan.
Sebaliknya mbak Marissa yg sudah terpuaskan kini hanya tersenyum sambil
memandangiku yg sedang mendesah nikmat. " Uuuuhh .. Ery ... keras dan
panjang sekali penismu sayang ....uuuuhhhh .... ayo sayang ... keluarkan
air manimu ....uuuuhh .....", bisiknya penuh gairah nafsu. Aku masih
sempat tersenyum geli diantara desah kenikmatanku mendengar ucapannya. "
Aaaahh ... Marissa-ku ......teruss ...sayang ....ooohhhgg ....aaaahhh
.....yaaaahhh ..... terus ... Marissa-ku ...mmmm ....oouuhhhgg ...
nikmat sekali sayang ....mmm", erangku keenakan.
Begitu sabar dan hebatnya mbak Marissa menggoyangkan pinggulnya naik
turun memuaskan nafsu kelelakianku yang belum tuntas. Digoyangkannya
pinggulnya kekiri dan kekanan sambil dibawa turun naik membuat alat
vitalku seakan dihisap, dibetot, dikenyot dan diplintir-plintir hebat
oleh liang vaginanya itu. Uughh ..... Aku menggeram menahan rasa nikmat
dan kurasakan juga akhirnya air maniku yg mulai bergerak naik hendak
muncrat keluar. Sekujur tubuhku yang sedang disetubuhinya mulai
menggelepar pertanda puncak kenikmatan enjakulasi sudah dekat. "
Oooouuuhh ..... terus Marissa-ku .... yaaahhh .... sedikit lagi sayang
...ngggggghhh ....ooooouuhhhh .... yaaahh ... Marissa-ku .... k..kau
hebaat sayang ...nggghh ..yaaahh ....sedikit lagi air maniku kek ...ke
...luar sayang ....ooouuuhhhh ......" Mbak Marissa semakin bersemangat
melihatku mulai hendak enjakulasi, pinggulnya digerakkan semakin ganas
naik turun sambil digoyangkan memutar seolah hendak memlintir dan
memerah alat vitalku yang sudah hendak muncrat.
Begitu hebatnya jepitan liang vaginanya mengocok batang penisku
sampai-sampai aku sendiri tak sanggup menanggung rasa nikmatnya yang
sangat luarbiasa. " Uuuuuhh ....ayo Ery ..... keluarkan air manimu
sayang ....uuhhhh ....", bisiknya genit sambil sesekali mengecup bibirku
gemas. " Ooouhhh ... yaaaahhhh ..... mau keluar nih Marissaa
....aaaaahhhhh ......", teriakku keras sekali. Segera kupeluk erat
pinggul montok aduhai-nya yg masih terus bergerak turun naik
menyetubuhiku lalu secepat kilat segera kugulingkan tubuhnya kesamping
sehingga kini gantian badanku yang menindih tubuh montoknya. Mbak
Marissa memekik kecil kaget melihatku begitu perkasa dan ganti
menindihnya, dengan mesra kedua pahanya yang sangat mulus itu diangkat
keatas dan menjepit pinggangku kuat. Seluruh batang penisku seakan
tertancap kandas kedalam lubang kemaluannya yang masih menjepit dengan
hebatnya. " Uuuuhhhh kau kuat sekali Er ....mmm ....benar-benar
laki-laki idaman ...uuuuuw ...", bisiknya manja.
Mbak Marissa tidak tau kalo air maniku sebenarnya sudah berada dileher
kepala penisku siap untuk kusemburkan keluar, namun aku sengaja masih
menahannya sejenak sekuat tenaga. " Aaaahhh ...Marissa-ku sayang ....
kau ingin anak laki atau perempuan ...?", bisikku gemas menahan rasa
nikmat. " Iiiihhhh .... hik ...hik ... kau ini ngomong apa sih .... mmmm
.... laki-laki saja Ery sayang .... supaya tampan seperti kamu
...mmm..", bisiknya mesra. Aku mendelik nikmat saat tiba-tiba kurasakan
liang vaginanya sedikit menyempit, alat vitalku yang sedang diujung
enjakulasi itu langsung collaps ... Dan Craatttttt ........ "
Aaaaaaaaaaaagggghhhh ...........". Aku menggeram nikmat ke puncak
enjakulasi. Kukecup bibir mbak Marissa lembut lalu bersamaan dengan itu
mulai kusemburkan air maniku ke dalam lubang kemaluannya yang menjepit
nakal batang penisku itu.
Mbak Marissa memekik kaget saat dirasakannya air maniku menembak dengan
kuat ke dalam rahimnya yang sangat terlarang. Kedua jemari tangannya
langsung mengusap-usap dan meremas-remas pantatku agar aku lebih nikmat
memuntahkan air mani kedalam lubang kemaluannya. Craaattt .....
cruuuuutttt ....... Cratttt .......... Crruutttt........ cruuuuutttttt
........ Semburan demi semburan kuat air maniku mulai keluar memenuhi
liang vagina mbak Marissa. Sungguh tak terperikan rasa nikmat yg
kurasakan. Jiwaku seakan ditarik keatas awang-awang terbang ke dalam
sorga kenikmatan yang luar biasa. " Ooowww ....Eryy ... iiihhh ....
ooowww ......banyak sekali sayang ... mmmm ....uuuuuhhh ...terus sayang
....mmmm .... aaahhh kental sekali air manimu sayang ....mmmmm ...",
bisiknya penuh gairah. Gantian kini pinggulku yang kugerakkan turun naik
menyetubuhi mbak Marissa.
Kuhunjam-hunjamkan secara perlahan alat vitalku yang sedang enjakulasi
kedalam lubang kemaluannya yang hangat dan sempit. " Oouuhh....
Marissa-ku ......nggghhhhhggghhh .... nikmatnya sayang
...ngggggghh.....", erangku melepas rasa nikmat yang tak terkira. Begitu
hebatnya liang vagina mbak Marissa menjepit alat vitalku ... memerah
air maniku yang terus menyembur-nyembur tak henti-hentinya. Saking
banyaknya air maniku yang keluar sampai pergesekan batang penisku dengan
liang vaginanya jadi bertambah licin dan mantap. Kukecup dan kukulum
bibirnya yang merahnya sepenuh perasaan. " Nnnnghh ... Ery ... banyak
sekali air manimu sayang ... uuhhh ... yaaahhh ... terus sayang ...
uuhhh ... semburkan lagi sayang .... uuuhh ....", bisiknya manja
menikmati tubuhnya yang sedang kusemai dengan bibit-bibit calon manusia
itu. " Oouuuuhhhh ....... Marissaa ......", keluhku nikmat merasakan
alat vitalku masih juga terus menyemburkan air mani. Crreeetttttt
.....crrretttttttt...........c retttrrrrt ............
Aku tak tahu lagi sudah berapa semburan yang kutumpahkan kedalam liang
rahimnya, yang kurasakan hanyalah betapa kenikmatan yg sedang melanda
tubuhku itu seakan membuat jiwaku seakan ringan saja terbang ke atas
sorga. Secara teratur dengan ritme tetap aku masih menaik turunkan
pinggulku terus menyetubuhi mbak Marissa. Begitu nikmat mengeluar
masukkan alat vitalku yang masih memuntahkan cairan sperma itu menggesek
daging liang vaginanya. Begitu ketatnya lubang kemaluan mbak Marissa
mengocok-ocok batang penisku dan menyedot spermaku keluar. " Ooouuhhh
... sudah .. Marissa sayaang ... air maniku jangan disedot lagi ....",
bisikku ditelinganya sembari meringis nikmat. Marissa ketawa cekikikan
... " Iiiihhh .... nakal .. siapa yang nyedot ... penismu aja yang
ngocor terus ...hik ....hik ... uuuuhh ... banyak sekali sih Er ....
hik..hik... kamu minum apa sayang bisa sebanyak ini ...", sahutnya
manja. " Sperma Tarzan .....", ujarku sekenanya. " Iiiiihh .... jorok
aahh .... hik ..hik ...", pekiknya kaget. Akhirnya kurasakan ludes juga
air maniku disedot lubang kemaluan mbak Marissa.
Namun pinggulku masih terus bergerak turun naik menyetubuhinya seakan
tiada rasa puas dalam hatiku untuk terus menggeluti tubuh mbak Marissa
yang montok dan bahenol ini. Ia sampai merintih-rintih kecil melihatku
seolah semakin bertambah ganas mengeluar masukkan alat vitalku yang
masih over voltage menggesek liang vaginanya sampai kandas. " Aduuh ....
Ery ... sudah ah .... berhenti dong .... masih belum puas juga sih ...
mbak bisa pingsan nih .. kecapekan ..hik ...hik ..", keluhnya manja.
Enjakulasiku berakhir sudah. Begitu luar biasa nikmatnya. Perasaanku
sekarang seolah begitu ringan. Seolah tiada beban. Begitu tentram dan
damai. " Nnnnngghhhh ..... Marissaku .... Isteriku .... nnnggghh
....pinggulku nggak bisa berhenti nih .... remnya blong ....", bisikku
gemas. " Iiiiihhhh .... Ery .... sudah ah ....hik ...hik .... nakal
sekali kamu sayang .... aduuh ... kemaluanku sakiit Er ...", rintihnya
kesakitan. Jemari tangannya dengan gemas mencubit pantatku yang masih
bergerak turun naik menyetubuhinya. " Eryyyyy ..... udah dong .... hik
...hik ... aawwww ..... sakit sayang .... jangan cepat-cepat masukinnya
sayang .... aaawwww ...". Mbak Marissa semakin merintih kesakitan. Aku
tak peduli karena aku semakin gemas dan bernafsu mendengar rintihannya
yang merangsang itu. Entah kenapa aku merasa ada sesuatu yang kurang
lengkap dalam tubuhku.
Alat vitalku terasa masih sedikit gatal-gatal dan masih ngaceng seolah
masih menyimpan keinginan yang terpendam. " Aduuuhh ... Eryyy ....
iiiiihhhh ... udah ah sayang .... nnggggghhhhhhh ....", bisiknya lirih.
Namun diakhir ucapanya itu aku merasa mbak Marissa mulai merasakan
kenikmatan lagi. Mmmmm .... Aku semakin bersemangat menggoyangkan
pinggulku yang sebenarnya sudah 'letoy' itu turun naik dengan mantap.
Bagaimanapun aku juga tak ingin terlalu terbawa ego-ku sendiri. Kuatur
gerakan pinggulku turun naik dengan kecepatan sedang sehingga hunjaman
alat vitalku ke dalam lubang kemaluannya yang sempit itu tidak terlalu
membuatnya sakit namun sebaliknya memberinya rasa nikmat. " Marissa-ku
... air maniku mau keluar lagi ni ....", bisikku mulai merasakan
kenikmatan senggama itu kembali. " Ooouuhhh ... Ery .... k ...kau luar
biasa sayang .... nnnggngggghhh ... terus sayang ... jangan berhenti
....oouuhhh ....", bisiknya sembari menikmati genjotan alat vitalku yang
mulai menggelitik clitorisnya ke sorga kenikmatan. Kedua pahanya yang
mulus kembali menjepit pinggangku erat.
Kedua tangannya memeluk tubuhku mesra dan jemari tangannya mengelus
mesra punggungku yang berkeringat basah. Bagaikan seekor kuda liar tanpa
mengenal lelah sedikitpun aku terus menggoyang pinggul turun naik
menyenggamai bidadari cantik mbak Marissa. Begitu nikmat dadaku yang
bidang menindih kedua bulatan payudara raksasanya yang kenyal dan padat
itu. Kedua puting susunya terasa keras dan runcing menusuk kulit dadaku.
Geli-geli rasanya. Kami saling bercumbu bibir sembari menikmati rasa
nikmat pergesekan alat kelamin kami yang saling beradu untuk mencari
kenikmatan sorga dunia. " Eryyy ...aahh ...cupp ...cuppp ... oouuhhhh
.... terus sayang ..jangan berhenti .... sedikit lagi ....ooouhhh....
yaaahh ...nggggghhh .....ooowwww ...", rintih mbak Marissa nikmat.
Akupun demikian, aku mulai merasakan kenikmatan sex yang luar biasa. Dan
kali ini ternyata berlangsung begitu lama. Mungkin sekitar setengah
jam-an lebih karena kami berdua sudah sama-sama terpuaskan tadi, tetapi
justeru terasa jauh lebih nikmat. Kami berdua bisa sama-sama
berkonsentrasi dan merasakan secara lebih mendalam dan lebih menjiwai
persenggamaan ini.
Setiap mili alat kelamin kami saling menggesek, kami bisa merasakan
nikmatnya itu sampai ke tulang sumsum. Sehingga tidak heran kalo
persenggamaan ini berlangsung sangat lama, karena mbak Marissa semakin
keenakan bila alat vitalku kukeluar masukkan secara perlahan kedalam
liang vaginanya. Ia sampai melenguh panjang keenakan ketika kubenamkan
secara perlahan batang penisku kedalam lubang kemaluannya sampai kandas,
begitu pula ketika kutarik batang penisku itu pelan-pelan keluar dari
lubang kemaluannya sampai-sampai ia menggigit pundakku karena gemas. "
Aaahhh ... Eryyyy .... nnggghhh .... nikmaatnya sayang .... terus sayang
....ulangi lagi .....aaaahh .....uuuuhhhh ......yyaaaaahhhh ..mmmm
...", rintihnya. " Marissa-ku ...aaahhh ... kita keluarkan sama-sama
......", bisikku menahan rasa nikmat yang sudah mulai memuncak. "
Nnnggghhh .... i..iyaaa.... sayang .... aaahhh ....aku sudah mau keluar
...nggghhh .....lekas Eryyyyy .....", bisik mbak Marissa ke telingaku
ketika dirasakannya puncak orgasmenya sudah sampai. " Aaaaahh ....tung
.. gu sebentar Marissa .......eegggghhh .....aaaaaaahhhhhh .... ayo
Marissaa ...sekaraaaannggggg ......", erangku nikmat ketika
enjakulasi-pun akhirnya terpuaskan untuk kedua kalinya. Kali ini agak
kupercepat goyangan pinggulku agar alat vitalku dapat menggesek liang
vaginanya lebih hebat, sehingga puncak kepuasan sex itu lebih terasa
nikmat. Dan ...sambil berpelukan mesra, akhirnya kami berdua saling
mengerang-erang dan menggeliat-geliat melepas puncak kenikmatan itu
bersama-sama. Tubuh kami berdua saling mengejan saking tak kuatnya
merasakan rasa nikmat yang luar biasa. Otot-otot liang vagina mbak
Marissa menjepit alat vitalku dua kali lebih ketat membuat air maniku
sontak kembali menyembur-nyembur keluar dengan hebatnya. Crrrettt .....
cccrrrooot ......... crreeeeettttt ........... Crrreeeettttt ......... "
Marissaaaaaaaaaaaaa .....................aaaaagggh hh " "
Eryyyyyyyyyyyy ............ nngggghhhhh " Kami berdua sama-sama
memekik-mekik nikmat. Seakan terbang saja jiwaku terhempas kedalam
pusaran kenikmatan yang tiada tara. Cairan lendir mbak Marissa terasa
menyembur lemah membasahi dan menghangati seluruh alat vitalku yang
terbenam kandas dalam liang kemaluannya. Cruuuoooottttttt
...........crreeetttt ..... Air maniku kurasakan mulai menyembur lemah
dan akhirnya terasa ludes tak tersisa lagi. Kantong zakarku seolah
kopong karena isinya telah terkuras, disedot kemaluan mbak Marissa. Tak
terasa begitu cepat sekali rasa nikmat itu berakhir, pinggulku terhempas
lunglai diatas tubuh mbak Marissa. Alat vitalku seakan terbenam dalam
lautan air mani didalam liang vaginanya. Kurasakan
batang penisku itu mulai bergerak menyusut didalam situ. Loyoo. Mbak
Marissa menciumi bibirku dengan gemas. Berkali-kali mulutnya mengulum
bibirku sampai lama sekali. Dari wajahnya terbayang betapa sangat
puasnya dia malam ini. Begitu terlihat cantik dan alami meski tampak
basah berkeringat. Kedua matanya yang kelihatan sedikit letih
memandangku mesra. " Ooh ...Eryy .... aku benar-benar puass sekali ...
kau jantan sekali sayang ... mmmbbff ....cupp ...cuupp ....", katanya
gemas. " Aku juga Marissa .... begitu nikmat sekali ....mmm .... indah
sekali Marissa .....", bisikku letih. Lima menit kemudian aku melungsur
keluar dari tubuh mbak Marissa dan tergeletak lemas disamping tubuh
bugilnya. Malam itu aku menginap di tempat Mbak Marissa sampai pagi,
namun sebelum tidur aku masih sempat mengintip lagi ke kamar si Agus dan
benar saja kulihat mereka memang sedang tertidur lelap kecapekan dan
masih telanjang bulat, hanya edannya kulihat alat vital si Agus yang
sudah loyo itu ternyata masih menancap di lubang dubur Farida. Mungkin
mereka sempat maen ( sodomi ) lagi ketika kutinggal tadi.
Dari sela-sela paha Farida yg putih mulus kulihat leleran cairan kental
berwarna putih ( seperti buih ) banyak sekali. Mungkin air mani si Agus
yg tumpah keluar dari dalam liang kemaluan Farida. Sampai sekarang
hubungan sex ini masih tetap berlangsung. Dan seperti yg telah saya duga
sebelumnya mbak Marissa saat ini telah menunjukkan tanda-tanda
kehamilan. Entahlah bagaimana selanjutnya aku masih bingung,hanya saja
mbak Marissa mengatakan supaya aku jangan khawatir mengenai kehamilannya
karena ini katanya sudah menjadi tanggung jawabnya bersama suaminya
nanti ( edaan nggak ), tapi entah bagaimana reaksi suaminya. Ketika
sahabatku Agus kuceritakan tentang hub.sex ku ini, semula ia tak percaya
sama sekali dan menuduhku ngayal. Namun suatu malam yg telah
kurencanakan, ia kusuruh mengintipku dan baru benar-benar percaya ketika
kusetubuhi mbak Marissa untuk ke-29 kalinya. He...he... katanya ia
sampai sempat onani segala melihat tubuh mbak Marissa yg begitu indah
mulus dan montok, bahkan gilanya ia masih sempat merekam adegan
persetubuhan kami itu dgn handycam-nya selama kurang lebih 10 menit. Ada
kejadian lucu pada beberapa hari yg lalu ketika suatu siang sehabis
pulang dari kampus, aku benar-benar tak dapat menahan kerinduanku pada
mbak Marissa, sambil sedikit setengah memaksa, aku meminta mbak Marissa
memenuhi keinginan sexualku.
Meski pada mulanya ia menolak karena sikon yg tak memungkinkan disaat
kegiatan salonnya yg sedang ramai namun akhirnya ia mau juga, mbak
Marissa mengajakku melakukannya di dapur saja daripada di kamarnya dan
ia menyuruhku melakukannya dengan cepat karena takut ketahuan pegawai
salon. Ketika kami melakukan persetubuhan itu, masih dengan pakaian
lengkap. Mbak Marissa hanya menarik turun celana jeans dan CDnya sebatas
paha, begitu pula denganku hanya kuplorotkan sebatas paha pula. Mbak
Marissa menyuruhku agar melakukannya dari sebelah belakang, dan ia lalu
berdiri agak setengah membungkuk membelakangiku diatas sebuah meja di
dapur. Alat vitalku yang sudah sangat ngaceng itu kuselipkan diantara
kedua belah paha mulusnya dan menembus labia mayoranya yang tebal
merangsang. Hanya kurang dari 10 detik, seluruh batang penisku sepanjang
16,5 centi itu telah kubenamkan seluruhnya kedalam liang kemaluannya
yang hangat dan sempit. Sambil kuremas gemas kedua belah payudara
montoknya dari belakang, aku mulai asyik menggoyang pinggul menyetubuhi
mbak Marissa. Namun kenyataan berkata lain, 20 menit kemudian yang
kebetulan sekali saat itu kami berdua sudah hampir sampai ke puncak
kenikmatan secara hampir bersamaan. Ketika tiba-tiba salah satu pegawai
mbak Marissa yaitu Sherly nyelonong masuk ke dapur hendak mengambil
gelas untuk minum. Kami berdua terhenyak kaget, begitu pula dengan
Sherly.
Begitu kagetnya mbak Marissa sampai lubang vaginanya mengerut mengecil
menjepit alat vitalku yg saat itu sedang mendekati klimaks-nya, prrttt
.. rasanya jepitannya yg luarbiasa membuat alat vitalku langsung muncrat
memuntahkan air mani kedalam lubang kemaluannya. " Eeeehhh ... mbak
.... Maaf ...!!", pekik Sherly kaget setengah ketakutan melihat kami
berdua sedang berhubungan intim. " Sherlyy ..!!!", pekik mbak Mbak
Marissa pula. Sebaliknya aku malah meram melek keenakan merasakan air
maniku yg menyembur-nyembur hebat kedalam liang kemaluan mbak Marissa.
Rasa nikmatnya membuatku seakan tak peduli dengan kejadian mengejutkan
itu. " Ma ... maaf m ..mbak .... Saya mau ambil gelas .....", seru
Sherly masih kaget. Sejenak mbak Marissa akhirnya dapat menguasai
keadaan. " Ya sudahlah ... Sherly .. lekas ambil sana ...", ujar mbak
Marissa setengah ketus.
Sherly langsung ngibrit keluar begitu benda yg dicarinya sudah didapat.
Kami berdua saling ketawa cekikikan mengingat kejadian lucu tadi, lalu
melanjutkan lagi permainan sex kami yg sempat terganggu 1 ronde lagi.
Sejak kejadian itu Sherly semakin berani menggodaku dan hampir tiap hari
ia menelpon mengajakku pergi menemaninya ke diskotik. Saya tahu ia
pasti punya hasrat lain selain hanya sekedar pergi ke diskotik. Aku
masih belum mengiyakan permintaannya, berhubung sebenarnya saya sedang
naksir pada Silvy yaitu salah satu pegawai mbak Marissa yg lain,
orangnya setahun lebih tua tetapi masih imut2 dan manis seperti Deyana
Lomban ( atlet badminton ) dan saat inipun hubungan kami sudah dapat
dibilang pacaran, hanya saja sedikit ngeri juga mengingat kejadian
ketika Sherly memergokiku sedang bersetubuh dgn mbak Marissa. Aku
khawatir Sherly mengadukan soal ini kepada Silvy. Kadang terpikir olehku
untuk mengiyakan saja kemauan Sherly menemaninya ke diskotik atau
menggagahinya sekalian untuk sekedar tutup mulut ( kalo perlu ) ... ha
...ha....
Kapan suamimu pulang .. Marisa ..?", bisikku letih kepadanya, sejenak
setelah hampir sekitar kurang lebih 1 jam aku menggeluti dan
menyetubuhinya sebanyak dua kali. Kami berbaring kelelahan diatas kasur
kamarnya. Kuelus-elus mesra bukit kemaluannya yang sedikit basah
berkeringat sehabis kusenggamai. Begitu tebal dan montok bukit kemaluan
mbak Marisa ini. Kucubit gemas berulang kali belahan bibir labia
mayoranya yang empuk dan kenyal. " Nggghhhh ..... akhir bulan depan Er
... kenapa ..?", ujarnya setengah merintih menikmati elusanku.
" Apa katanya nanti Marisa ... ?", tanyaku sedikit khawatir. " Aahh ...
selalu itu saja yg kau tanyakan Ery ... ngghhh ... dia harus tahu diri
karena ia sendiri yg mengusulkan ide ini ....." " Bisa-bisa aku
dibunuhnya Marisa ...?", tanyaku masih tak puas.
Mbak Marisa membuka kedua matanya yg setengah terpejam lalu memandangku
gemas. " Ery ... bagaimanapun juga suamiku pasti ingin tahu siapa bapak
anak yg sedang kukandung ini ... setidaknya kamu mesti ketemu dengannya
..." " Suamimu benar-benar gila Marisa ... ?" " Kita yg gila Er ... dan
kau yg gila Ery ... kamu sendiri khan yg nekat dan berani-beraninya
merayuku sampai hamil begini ...ahhh ...", bisiknya lirih masih
kelelahan.
Mulutnya tersenyum kecil. " Kenapa kamu juga mau dirayu ....?", ujarku
tak mau kalah. " Bodo aahh ...", sahutnya malas. Kupandangi wajah
cantiknya yg terlihat letih. Bibirnya yg sedikit tebal tampak basah.
Kupandangi tubuh bugilnya yang putih mulus dan begitu montok nan aduhai,
kedua buah dadanya mengacung tegang bak buah melon dengan
puting-putingnya yg keras berwarna coklat kemerahan. Pinggulnya bundar
padat dengan kedua paha serta kaki seksinya yg putih merangsang, bukit
kemaluannya yang mulai tertutup dengan rerimbunan jembutnya yang halus
dan kehitaman tampak basah merangsang birahi. "
Suamimu benar-benar menyia-nyiakanmu Marisa ...", bisikku gemas. Kuremas
dan kukocok alat vitalku yg mulai menegang lagi. Dalam sekejab rudal
tomahawk ku telah kembali perkasa. Kepala penisku membesar bak buah sawo
manis. Urat-urat disekujur batang penisku mulai bertonjolan keluar
menandakan ereksi-ku yang telah sempurna. Mbak Marisa melirikku sekilas
dan hanya bisa tersenyum letih. " Aaah .. kadang kupikir aku sudah tak
sanggup lagi melayanimu Ery ...", bisiknya lemah. Aku tersenyum
menyeringai senang. Dengan penuh gairah aku kembali menaiki dan menindih
tubuh mbak Marisa yang telanjang. Kupentang lebar kedua belah paha
mulusnya. Dan ia hanya memekik kecil dan merintih panjang saat untuk
kesekian puluh kalinya batang alat vitalku kembali menembus dan mengoyak
liang kemaluan hangatnya sampai mentok kandas. " Aawww ... ooh .. Ery
.. kau ini benar-benar hipersex ...", bisiknya letih.
Aku tahu mbak Marisa sudah tak sanggup lagi melayani nafsu sex ku
lagi.... Sayang aku tak peduli. Ia hanya bisa mengeluh dan merintih
berulang kali ketika aku mulai mengayuh pinggulku turun naik
menyetubuhinya lagi beberapa saat lamanya, sebelum akhirnya air maniku
kembali tersembur keluar dengan hebatnya memenuhi liang vaginanya,
menyebar benih-benih spermaku kedalam rahimnya. Perlu juga saya
ceritakan sedikit tentang kelainan sex yg dimiliki mbak Marisa ....
Selain ia senang menyuruhku meminum cairan lendir orgasmenya, mbak
Marisa juga suka melihat air maniku ditumpahkan keatas kemaluannya.
Pernah suatu malam saat kami berhubungan badan yg biasanya paling tidak
kami lakukan sebanyak 2 ronde, pada ronde pertama kami bersenggama
ketika kurasa air maniku sudah hendak muncrat keluar tiba-tiba mbak
Marisa berbisik kepadaku. " Eryyy ... keluarkan diluar sayang
....nnnggghh .... cabut dulu penismu Er ....", erangnya manja. Semula
aku agak kaget juga mendengar permintaannya yg aneh, karena biasanya
bila air maniku hendak keluar kedua paha mulusnya langsung dijepitkan
kuat-kuat ke pinggangku dan vaginanya langsung merapat ketat sekali
sampai alat vitalku tak kuat lagi menahan rasa nikmat, namun kali ini
mbak Marisa malah mendorong tubuhku yg sudah mulai meregang nikmat
hendak enjakulasi, dengan cepat tubuhnya yg berada dibawah tindihanku
langsung bergeser sedikit keatas sehingga otomatis batang penisku
langsung tercabut keluar dari dalam liang vaginanya.
Belum juga habis kagetku, jemari tangan kanannya menyambar alat vitalku
... diremasnya kuat dan dikocok naik turun dengan cepat ... kepala
penisku diarahkannya keatas permukaan bukit kemaluannya yg besar montok
ditumbuhi dengan bulu jembutnya yg mulai rimbun dan tebal, belahan kedua
bibir kemaluannya masih setengah terbuka sehabis kusenggamai tadi dan
tampak basah berlendir bekas cairan kewanitaannya yg bercampur dengan
cairan orgasmenya yg berwarna keruh kekuningan. .... Crraatttt
...crreeeettt ....... Crrreeett ....... Crrrettt t.......
ccreeeeetttt....... Air maniku yg putih setengah kental langsung
berhamburan keluar banyak sekali membasahi seluruh permukaan bukit
kemaluannya yang merangsang. Bulu jembutnya yg mulai tebal seakan
tertutup oleh leleran air maniku yg putih seolah seperti sedang
dikeramasi.
Saking kuatnya semburan spermaku itu sampai membentuk garis-garis putih
dan panjang diseluruh bukit kemaluannya dan sekitar perut serta
pusarnya, sebagian besar meresap masuk disela-sela belahan bibir
kemaluannya dan memasuki liang vagina merahnya yang setengah terbuka.
Kedua mata mbak Marisa tampak berbinar-binar melihat cairan mani
kentalku yg begitu banyak melumuri bukit kemaluannya. Ia mendesis gemas
dan lidahnya setengah terjulur keluar menjilati bibirnya yg basah
merekah. " mmmmhh ..pantas saja begitu cepat aku hamil Er .... Spermamu
sebanyak ini ....", bisiknya kagum. Aku tersenyum bangga diantara rasa
nikmat enjakulasiku, kuraih alat vitalku yg mulai sedikit lemas karena
air maniku seakan terkuras habis dari remasan jemari tangan mbak Marisa
... dengan gemas kuusap-usapkan alat vitalku yg masih setengah ngaceng
ke seluruh permukaan bukit kemaluannya yg penuh leleran maniku sendiri
lalu dengan sedikit susah payah berusaha kubenamkan kembali kepala
penisku yg sudah loyo itu kedalam liang vaginanya.
Tapi sayang.... Alat vitalku terlalu lemas untuk memasuki liang vagina
mbak Marisa yg sangat rapat ... hingga meski aku berusaha menekan tetap
saja hanya ujung kepala penisku yg bisa masuk sekitar 3 centi saja ... "
Aaaahhhh .... Marisa ....", bisikku gemas menyaksikan semua itu. Aku
terkulai lemas disampingnya. Dengan mesra mbak Marisa mengusap lembut
jidatku yg penuh keringat sebelum akhirnya ia mengusap-usap perut dan
bukit kemaluannya sendiri yg penuh leleran maniku sampai berjatuhan dan
membasahi sprei tempat tidurnya. Beberapa kali aku juga sering minta
kepada mbak Marisa untuk mencoba merasakan senggama lewat lubang
anusnya, karena sering aku melihat di film2 porno anal sex seperti itu
kelihatannya sangat nikmat sekali karena lubang anus sudah pasti sangat
sempit dan jauh lebih rapat dibanding liang vagina. Namun dengan tegas
mbak Marisa selalu menolak dengan alasan kotor dan takut sakit.
Untuk menghiburku biasanya ia menyuruhku agar menjepitkan batang alat
vitalku diantara payudaranya yg memang sangat besar. Aku sangat
menyukainya karena rasanya juga nikmat... empuk, kenyal dan hangat. Dan
bila air maniku sudah hendak tumpah keluar maka mbak Marisa akan
memintaku untuk memasukkan penisku kedalam liang vaginanya kembali. Ia
memang lebih senang kalo air maniku ditumpahkan disitu karena katanya
'sense of good' nya luarbiasa kalo liang senggamanya dialiri cairan
hangat.
Namun selama kami berhubungan badan belum pernah sekalipun mbak Marisa
mau mengulum dan menghisap batang penisku (blow job) sebagai pemanasan,
padahal aku sangat kepingin sekali bisa merasakan kuluman dan sedotan
mulutnya yg menawan itu. Pernah suatu kali ketika air maniku hendak
tumpah keluar setelah kurang lebih 15 menit kujepitkan dan kugesekkan
diantara kedua buah dadanya, aku meminta mbak Marisa untuk mencoba
merasakan dan meminum air maniku, pada mulanya dia menolak karena ia
risih kalo harus mengulum dan menghisap batang penisku namun setelah
kubujuk agar ia membuka mulutnya saja karena jemari tanganku sendiri yg
akan mengocoknya akhirnya mbak Marisa bersedia meski setengah ragu.
Saat air maniku telah sampai diujung leher kepala penis pertanda
enjakulasiku telah sampai dengan cepat kusodokkan kepala penisku
memasuki mulut mungilnya dan langsung kusemburkan air maniku dengan
sekuatnya kedalam kerongkongannya. Kurang lebih 3 semburan kuat. Ia
terperangah dan mendelik kaget dan kurasakan gigi-gigi mulutnya seakan
menggigit penisku. Sejenak kemudian mbak Marisa memalingkan mukanya lalu
terbatuk-batuk sambil memuntahkan air maniku kembali keluar. Aku
sedikit kecewa karena ulahnya tsb, sebagai pelampiasan kusemburkan
sisa-sisa air maniku yg masih ada ke atas pipi dan rambutnya sampai
basah semua. Akibatnya ..... ia juga kesal atas ulahku. Selama 4 hari
mbak Marisa tak mau kutemui sama sekali. Aku sangat menyesal sekali.
Namun kejutan ketika di hari kelima tiba-tiba ia muncul ditempat kostku
sambil meminta maaf telah mengabaikanku. Sebagai gantinya ia mengajakku
rekreasi dan menginap di Klub Bunga kota Batu, disana kami berdua
melampiaskan semua nafsu birahi kami yg serasa mau meledak karena 4 hari
tak ketemu. Kalo kupikir heran juga kami saat itu, masa dalam 1 hari 1
malam di hotel aktifitas terbanyak kami hanya diatas ranjang, siang
sewaktu kami tiba di hotel ... langsung masuk kamar untuk berhubungan
badan, 1 ronde selesai kami turun untuk makan,
lalu 1,5 jam kemudian kami berdua masuk kamar lagi dan berhubungan badan
lagi ... setelah itu tidur selama kurang lebih 3 jam ... ketika bangun
kami bercumbu lagi dan diteruskan dengan bersetubuh lagi ....setelah
selesai dan mandi kami turun untuk makan malam ... 1 jam kemudian masuk
kamar lagi bercumbu lalu berhubungan badan lagi ... selesai kami tidur
sejenak sampai pukul 9 malam, ketika bangun kami nonton TV tetapi malah
kebetulan sedang memutar film bertema romantis. ... kami jadi
terpengaruh lalu bercumbu dan bersenggama lagi ... selesai kami tidur
lagi sampai hampir pukul 2 malam .. aku terbangun karena haus sekali.
Bersenggama berkali-kali membuat tubuhku sangat lemas kurang cairan. Aku
membangunkan mbak Marisa untuk minum bersama-sama.
Semula ia ogah-ogahan karena ngantuk namun begitu aku menggodanya dengan
meremas gemas buah dadanya yg montok dan kenyal ia jadi terpengaruh.
Disibakkannya selimut penutup tubuhnya. Mbak Marisa masih setengah
telanjang karena ia memang hanya mengenakan celana dalam saja. Dengan
perlahan ia lalu memelorotkan dan melepas kain penutup tubuh
satu-satunya itu, lalu dengan manja ia memintaku untuk menyetubuhinya
lagi. Edaan ... kupikir. Tapi itulah kenyataannya malam itu mbak Marisa
sangat hipersex .... Kuminum separuh gelas anggur putih dan separuhnya
kuberikan padanya sebelum akhirnya aku menaiki tubuh bugilnya lagi untuk
kusetubuhi sampai ia merintih keras mereguk puncak kepuasan sex.
Benar-benar 1 hari yg tak kan pernah terlupakan ..... capek tapi membawa
nikmat ...
9 Nopember .... Siang itu setelah salon tutup, aku bersiap hendak
mengantar Silvi pulang. Perlu pembaca ketahui Silvi sudah resmi jadi
pasanganku sejak seminggu lalu meski masih dalam taraf penjajakan.
Dengan mesra kucium dahinya yg putih dan halus sbg tanda sayang. Silvi
tertunduk malu, ia benar-benar polos sekali. Kadang kupikir benar juga
kata Agus ... Silvi ini belum pernah dijamah laki-laki, atau mungkin
malah belum pernah pacaran sama sekali. Aku tak pernah menanyakan hal
tsb kepada Silvi, karena itu bukan masalah penting buatku. " Vi ... aku
pipis dulu yaa ..", ujarku padanya mesra.
" Iiih ada aja sih kamu ... cepetan dong ...", bisiknya tak kalah mesra.
Kadang lucu juga ia memanggilku dgn sebutan 'mas' padahal usianya
setahun lebih tua dariku. Dengan penuh semangat aku bergegas ke kamar
mandi belakang rumah mbak Marisa. Kulihat mbak Diana, Erna, Santi dan
juga mbak Marisa masih asyik memberesi peralatan salon. " Hai ...
everybody ... ", sapaku gembira kepada mereka semua. " Hai juga ... mau
nganter Silvi pulang Er ..?", tanya mbak Marisa sembari tersenyum penuh
arti padaku.
Kelihatannya mbak Marisa masih terkenang dengan keganasanku semalam
ketika menyetubuhinya. " Iyaa .. mbak ... but kencing dulu nih ..",
ujarku sambil ngibrit ke belakang. Setengah berlari aku menuju ke kamar
mandi belakang dekat dapur. Karena sudah kebelet aku langsung membuka
pintu dan masuk kedalam dan ... Astaga .... Ternyata Sherly ada disitu
sedang buang air kecil juga, kebetulan kulihat ia masih berjongkok
mengeluarkan air kencingnya ... bunyinya mendesis-desis seperti suara
ular. " Eehh ...." " Eeehh ..." Kami berdua sama-sama kagetnya.
Karena kebetulan saat itu Sherly sedang mengangkat roknya keatas,
sehingga dapat kulihat jelas kedua belah pahanya yg seksi dan putih
mulus, begitu juga bagian terlarangnya yg lain. Wiiiihhh .... Mataku
sampai mendelik kagum menyaksikan keindahan bukit kemaluan Sherly yang
cukup besar. Bulu jembutnya yg merangsang tidak terlalu lebat sekali
sehingga aku dapat melihat jelas celah bibir vaginanya yg ternyata masih
menutup rapat, namun dari sela-sela celah sempitnya itu kulihat sebuah
air mancur kecil sedang menyembur-nyembur dengan hebatnya. Sherly dengan
wajah merah padam segera menutup bagian bawah tubuhnya dengan rok
pendeknya lalu ia langsung berdiri, setengah terburu-buru ia segera
membalikkan badan karena malu.
Celana dalamnya yg masih tersangkut diantara kedua pahanya yg putih
mulus segera ditarik keatas dan dipasang kembali. Wooww ... indahnya
bentuk pinggulnya itu. Baru kali ini aku menyadari betapa indahnya
bentuk tubuh mbak Sherly ini. Tak kalah dengan Marisa. Bokongnya
terlihat bulat mekal dan padat, menandakan ia termasuk cewe yg nikmat
untuk disetubuhi. Mukanya masih merah padam ketika dengan cepat Sherly
menghampiriku dan Plokk ... tiba-tiba saja pipiku terasa panas dan
pedih. Aku benar-benar maklum kenapa ia menamparku.
" Maaf Sherly ... saya nggak sengaja ... kenapa pintunya nggak dikunci
..?", ujarku pelan sembari meraba pipiku yg panas. " Saya bukan cewe
murahan yg bisa kau pandangi seenakmu Ery ... kamu sengaja khan
mengintipku ...?", katanya dengan pandangan berapi-api. " Astaga ...
swear Sherly ...untuk apa aku mengintipmu ...", ujarku membela diri. "
Ery ... kau bisa saja mempermainkan mbak Marisa tetapi itu bukan berarti
kau juga bisa mempermainkanku ...", katanya ketus. Aku tersenyum
melihat kemunafikan di wajah cantiknya. Aku tahu Sherly sedang
berpura-pura menutupi rasa malunya sendiri. Bagaimanapun juga aku tahu
ia punya hasrat kepadaku. " Maaf Sherly .. saya nggak perlu berdebat
denganmu lagi ...saya ingin kencing ..", ujarku rada jengkel juga. Aku
membalikkan badan memunggunginya. Setengah memancing sengaja setengah
kuplorotkan celana jeans dan celana dalamku. Ingin kulihat seberapa jauh
reaksinya. Kalau ia keluar berarti ia punya konsekuensi tersendiri,
jika tidak berarti ia bohong dan menginginiku.
Alat vitalku yg masih lemes segera kuluruskan agar air kencingku tak
sampai mengotori dan membasahi celanaku. Benar saja beberapa saat
kemudian ketika air kencingku mulai mengalir keluar, kurasakan sebuah
dekapan lembut memeluk pinggangku, aahh ... aku sedikit terlena
merasakan desakan dua gumpalan bulat yg lunak dan kenyal menempel dan
menekan punggungku ketat sekali. Seraut wajah cantik muncul dari sebelah
pundak kananku seakan mengintipku yg sedang buang air kecil. Aku
tersenyum penuh kemenangan. " Aku tahu kau menginginiku Sherly ... kau
tidak bisa membohongi itu dariku ..." " Maafkan aku Ery ... maafkan
kemunafikanku ...", bisiknya lembut. Aku mendesah nikmat saat jemari
tangan kanannya yg halus lentik menggantikan jemariku yg sedang
memegangi alat vitalku. " Aaahhh .... Sherly ... awas tanganmu
kecipratan ...", bisikku mulai bergairah.
Hanya 5 detik saja, alat vitalku langsung menegang dalam genggaman
jemari tangannya yg halus. " Iiihh ... punyamu besar sekali Ery ...!",
bisik Sherly lirih disebelahku. Jemari tangannya mulai mengurut batang
alat vitalku yg mulai ngaceng .... Air kencingku masih menyembur
beberapa saat. Sedikit kerepotan juga kencing dalam keadaan ngaceng
seperti ini. Seperti ngganjel. "
Sini aku cucikan punyamu Er ...",kata Sherly perlahan. Diambilnya
secebok air lalu pelan-pelan disiramkannya membasahi kepala penisku
sampai ke tengah-tengah batang penisku yg ngaceng. " Kau ereksi sekali
Ery ...", katanya lagi begitu lembut, seolah alat vitalku yg sedang
ngaceng ini hanya sekedar barang mainan anak-anak. Diusapnya lubang
saluran kencingku dengan ujung jemari telunjuknya beberapa kali sampai
bersih membuat tubuhku sampai menggeliat kegelian. " Sudah Sherly
...aaaahhhh ...geliii ...", bisikku keenakan. Dengan perlahan penuh
kelembutan Sherly lalu melepaskan genggamannya pada batang penisku yg
ngaceng. Kubalikkan badan dan dengan segera kuraih tubuh Sherly dalam
pelukanku. Dalam 2 detik bibir kami sudah saling bertautan mesra.
Kunikmati bibirnya yang hangat merekah dan kuhisap dengan penuh nafsu.
Begitu hangat dan lembut bibirnya membalas cumbuanku seakan kekasih yg
memendam rindu. Sementara itu dengan terampil kedua jemari tanganku
telah berada diatas dadanya lalu dengan gemas dua bulatan payudara
Sherly yg cukup besar itu kuremas-remas berulang-ulang. Ooouhh ....
Begitu kenyal dan padat. Sherly merintih pelan diantara cumbuan bibirku.
Namun hanya sebentar, 2 menit kemudian Sherly melepaskan ciumanku. Ia
hanya memandangku dengan gemas penuh dengan sejuta keinginan. " Sudahlah
Er ... jangan diteruskan ... bagaimanapun juga kau milik mbak Marisa
khan ..", bisiknya sedikit memburu. " Tapi Sher .....", bisikku setengah
kecewa. Ia tak menjawab hanya kedua jemari tangannya segera meraih
celana dalamku dan ditariknya keatas menutupi alat vitalku yg masih
ngaceng. Seakan masih bingung dgn pikiranku, Sherly dengan cepat telah
memasangkan kembali celana jeansku dan mengancingkannya sekaligus. " Aku
menginginimu Sher ....", bisikku bernafsu. Aku segera memeluknya hendak
mencium bibir merahnya sekali lagi. " Eryy .. sudahlah nanti ada yg
lihat ...", katanya setengah memberontak. Namun jemari tanganku lebih
cepat, dalam sekejab tanganku itu telah memasuki roknya dan menyelip
liar ke dalam celana dalamnya.
Kurasakan rerimbunan lebat bulu jembutnya menggelitik telapak tanganku.
Aaah ....bukit kemaluan Sherly yang montok dan berbulu lebat itu telah
berada dalam genggaman telapak tanganku ... aku meremasnya gemas karena
kehangatan dan keempukan daging kemaluannya itu. " Eryyy ... lepaskan
tanganmu ...ja ...jangan ...", pekik Sherly setengah gugup. Tiba-tiba
.....Krrriieeeeetttt........ Mbak Marisa telah berada didepan pintu
kamar mandi. Kami berdua langsung mendelik kaget setengah mati. Apalagi
mbak Marisa pula. " Haaiiii ....apa yg kalian lakukan disini .... Eryy
....sedang apa kamu ..", seru mbak Marisa kepada kami. Perlahan-lahan
segera kutarik kembali tanganku dari sela-sela selangkangan kemaluan
Sherly.
Ada rasa kecewa juga. Sherly segera merapikan pakaiannya yg awut-awutan.
"M ..mm ...mbak .... Maafkan kami mbak ....", ujar Sherly begitu
gugupnya. " Keluaaar kamu Sherly ...!",pekik mbak Marisa setengah marah.
Sherly kelihatan ketakutan sekali. Setengah tergopoh-gopoh ia segera
menyingkir, namun dengan sigap kuraih pinggangnya lebih dulu. " Eryy
...lepaskan ...", bisik Sherly padaku setengah memohon. " Sher ...kamu
jangan khawatir soal mbak Marisa...." " Ery ....apa yg kamu lakukan ..",
gertak mbak Marisa makin marah. Aku menyuruh Sherly untuk segera pergi,
lalu sejenak kemudian kuhampiri mbak Marisa yg masih setengah melotot
kearahku. Secepat kilat kukecup bibirnya yg merah merekah. Cuppp
....cupp ...
mbak Marisa memekik kaget. " Eryy ......" " Marisa bagaimana kalo dia
membongkar rahasia kita ....", ujarku sambil meninggalkannya pergi
menemui kekasihku Silvi yg mungkin sudah lama menunggu. " Erryyyy ...aku
belum selesai bicara ...", kata mbak Marisa sekali lagi kearahku. " Apa
sayang ..." Wajahnya yg cantik memandangku gemas. " Kamu khan yg
memulai tadi ...?", katanya setengah marah. " A .. aku memang terangsang
tadi Marisa ....", kataku terus terang " Jangan berbuat gila Eryy ..."
Aku mendekatinya lagi. " Marisa ... kalo boleh ... ehm ...tapi kalo mbak
melarangnya aku akan menjauhinya ...", ujarku pelan penuh arti sambil
mengedipkan mata. Sekali lagi ia hanya memandangku gemas. Lama sekali
...sampai akhirnya ia mengatakan " Oke ...oke .. Er ... kalo itu juga
maumu .. hehh .. kamu ini memang maniak ... mm .. oke ... tapi satu hal
.. aku tidak ingin mendengar nanti ia sampai hamil olehmu ....", katanya
pelan seolah mengingatkan. Aku tersenyum puas mendengar jawabannya
Sore itu dirumah Silvi yg kebetulan sedang ada arisan RT, membuat
kesempatanku berkencan dengan Silvi jadi tertunda. Padahal aku sudah
merencanakan untuk mencumbunya. Maklum semenjak jadian baru sekali saja
aku menikmati kelembutan bibir manisnya.
" Ramai ya Mas ....aduuh harus ngebantu ibu nih mas ...!", katanya
setengah kecewa juga. " Ya udah deh Vi .... Nanti malem aja aku kesini
lagi ....salam aja deh sama mama-mu ..", bisikku kesal. " Jangan marah
dong mas ... cuppp ...", kata Silvi gemas sembari mencium mesra pipi
kananku. " Eeeh ... Silvi ntar ketahuan mama-mu berabe kita ..." "
Biarin biar kita dinikahin aja sekalian ...", katanya manja. Sepeninggal
situ, aku kembali balek ke tempat mbak Marisa untuk menemui Agus.
Sengaja aku lewat pintu samping tempat kost agar kedatanganku tak
terlihat mbak Marisa atau oleh yg lain. Di depan pintu kamar Agus
kulihat ada 4 pasang sendal cewe yg sangat kukenal. Aku sedikit kaget
karena disitu terdapat juga sandal Mona, cewe kost paling cantik yg
menurut Agus belum pernah disentuhnya. Gilaa ... entah kenapa aku jadi
cemburu melihatnya. Ingin rasanya kudobrak saja pintu kamar si Agus ini.
Sudah begitu gilanya kah si Agus sampe ia langsung menggilir 4 cewe
sekaligus ... dan kenapa harus Mona ikut serta. Kuberanikan diri untuk
mengetuk pintu kamar itu, aku benar-benar tidak rela kalo Mona sampe
digarapnya. Kuhajar dia karena mestinya dia tahu kalo aku menyukai Mona.
Tok ...tok ...tok ... " Masuk Gus ...", terdengar sahutan suara cewek
dari dalam kamar.
Itu suara Yeni. Kletek .... Daun pintu dibuka dan kulihat wajah menawan
Mona telah berada di depan pintu. Aku terhenyak kaget begitu juga dia. "
Eh ... mas Ery ... si ..silahkan masuk Mas ...", katanya sambil hendak
berlalu keluar. " Lhoh ... kamu mau kemana Mona ...?", tanyaku heran
setengah menyelidik melihatnya terlihat agak pucat. Jangan-jangan ia
sudah digarap .... " Nnngg ...kepala saya pusing mas ...", katanya lagi
sambil berlari masuk kamar. Setengah bingung kulongokkan wajahku kedalam
kamar, kulihat si Agus tak berada disitu, pasti dia masih di kampus
pikirku lega. Didalam hanya ada Farida, Nani dan Yeni yg kini terlihat
sedikit kaget melihat kedatanganku. " Eehh ...mas Ery .... Masuk mas
..", sahut mereka hampir berbarengan. Rada heran juga aku dengan keadaan
pakaian mereka yg sedikit awut-awutan.
Mereka semua mengenakan kaos longgar dengan celana pendek ketat
sehingga terlihat jelas betapa mulus dan seksinya paha dan kaki mereka.
Ya ... ampuun ...pantes pikirku setelah kutahu mereka semua ternyata
sedang menonton film porno lewat laserdisc milik Agus. Gila ... karena
sempat kulirik film yg mereka tonton sedang memperlihatkan seorang gadis
bule muda belia sedang digarap bergantian oleh empat orang pria. 2
orang bule dan 2 orang negro. Entah bagaimana ceritanya, tiba-tiba saja
aku sudah duduk bergabung bersama Farida, Nani dan Yeni. Menurutku gadis
di film itu masih sangat muda sekali, mungkin sekitar 14-17 tahun
karena kulihat garis wajahnya yg masih imut-imut. Begitu pula dengan
bentuk payudaranya yg masih kecil dan kencang dengan puting susunya yg
berwarna kemerahan. Bodi tubuhnya pun masih terlihat mungil dengan
bentuk pinggul dan kedua pahanya yg masih kecil. Kasihan juga gadis
kecil itu yg menjadi bulan-bulanan keempat laki-laki kekar itu. Yang
negro dengan alat vitalnya yang begitu besar dan panjang berwarna hitam
legam tampak begitu buas dihunjamkan kedalam lubang vaginanya yg
terlihat sempit sekali.
Daging vaginanya sampai tertarik keluar saking besarnya alat vital pria
negro itu. Gadis itu menjerit histeris namun sembari menggeram nikmat
cowo negro itu menghentak-hentakkan pinggulnya maju mundur membenamkan
alat vitalnya yg segede terong itu sampai kandas kedalam lubang
kemaluannya. Sementara ketiga pria lainnya tampak antri menunggu giliran
sambil mengurut alat vitalnya masing-masing yang rata-rata sangat
panjang dan besar. Mungkin sekitar 18-19 centian.
Aku melirik kesamping kiriku dan kulihat Yeni sedang asyik mengusap-usap
selangkangannya sampai celana pendek yg dikenakannya jadi semakin
tertarik keatas. Duh .. putih mulus sekali kedua belah pahanya itu. Mau
tak mau batang penisku jadi ikutan ngaceng. Aku jadi semakin blingsatan
karena kulihat Farida dan Nani juga melakukan hal yg sama. Astaga ...
mereka ini rupanya korban kebejatan si Agus. Mereka jadi maniak sex
semua. Kualihkan perhatianku kembali ke layar TV 21 inchi didepanku.
Kini kulihat pria negro itu dengan cepat mencabut alat vitalnya yg
sebesar terong dari dalam lubang kemaluan gadis kecil itu lalu sedetik
kemudian terjadilah banjir lokal yg luar biasa banyaknya. Air mani pria
negro itu disembur-semburkan dengan nikmat menyirami alat kelamin gadis
itu .... Sampai meresap disela-sela bibir kemaluannya yg mungil. Belum
tuntas pria negro itu enjakulasi kembali dibenamkannya lagi alat
vitalnya yg masih memuntahkan air mani itu ke dalam liang vaginanya
lagi. Tampaknya ia ingin memuntahkan air mani kentalnya itu kedalam
kemaluan gadis kecil itu. Gila ... gadis kecil itu menjerit dan merintih
kesakitan, sampai akhirnya kulihat negro itu tampak puas sekali. Begitu
kontol raksasanya dicabut dari jepitan liang vaginanya, ketiga temannya
yg sudah antri dibelakang langsung berebutan ingin ganti menyetubuhi
gadis kecil itu .... Aku tak tahan lagi, segera kuberdiri hendak keluar
dari kamar bejat itu. Namun sebuah jemari halus menarik lenganku. " Mau
kemana mas Ery ... ?" Aku menoleh, ternyata Yeni yg menarikku tadi. "
Kepalaku pusing Yen ... aku menunggu diluar saja .." " Disini saja mas
... Yeni ada obatnya kok ...", katanya dengan pandangan sedikit aneh. "
O..obat apaa ..?", tanyaku semula tak curiga.
Yeni menarikku ke dalam kembali lalu langsung menutup pintu. Aku mulai
curiga melihat sikapnya. Benar saja begitu kulihat ia menutup pintu,
tanpa ragu-ragu dan tanpa kuduga sama sekali. Yeni langsung menarik kaos
ketatnya keatas sampai lepas sehingga kedua buah dadanya yang sama
sekali tak mengenakan BH langsung mencuat keluar dengan indahnya. Woow
...aku mendesah pelan terpesona dengan keindahan tubuh Yeni yg setengah
telanjang. Kedua buah dadanya yang montok tidak terlalu besar dan
terlihat kencang. Puting-puting nya berwarna coklat kemerahan. Wajah
Yeni yang cantik membuat hatiku berdebar tak karuan. Lututku seakan
goyah ketika dengan perlahan Yeni mulai menurunkan celana pendeknya dan
aaahhh .... Tanpa dapat kucegah lagi alat vitalku mulai menegang didalam
celanaku.
Masih dengan hanya mengenakan celana dalamnya yg berwarna merah muda,
Yeni berjalan menghampiriku sambil tersenyum sedikit malu. Aku pikir dia
pasti nekat berbuat seperti itu dihadapanku. " M ... mas ...", ujarnya
pelan sedikit ragu melihatku masih bersikap pasif. " Kau cantik sekali
Yeni ..." Ia tersenyum manis dan menunduk malu. Aku tak mampu menahan
diri lebih lama lagi, kurengkuh tubuhnya dalam dekapanku dan seakan
pasrah Yeni membiarkanku mulai menciumi dan mencumbu bibirnya yg basah.
Kuremas gemas dua bulatan bokongnya yg padat dan mekal lalu kuplorotkan
celana dalam yg dikenakannya sampai ke lutut. Aku seakan melupakan
kehadiran Farida dan Nani yg masih berada disitu. Yeni menjerit kecil
ketika celana dalamnya kubetot kebawah dengan kasar selanjutnya ia hanya
merintih pelan ketika bokongnya yang telanjang kuremas dan kupuntir
gemas. Cuupp ...cuppp ...aaahh..... " Aahh ..massss .....", erang Yeni
lirih begitu pagutan mulutku pada bibirnya terlepas.
Dengan cepat aku segera membuka seluruh pakaianku sampai telanjang bulat
hanya dalam tempo 10 detik. " Aaaaahhhh ..." Mereka bertiga menjerit
kecil bersamaan ketika celana dalamku kuplorotkan kebawah sampai lepas,
sehingga batang penisku yg telah ngaceng langsung meloncat keluar sambil
manggut-manggut naik turun. Begitu ngacengnya sampai urat-urat
disekujur batang penisku bertonjolan keluar mirip saluran pipa air.
Kepala kontolku yg besar bak sawo manis tampak memerah dan keras sekali.
Farida dan Nani yg semenjak tadi juga ikut menonton kami berdua sampai
melongo menyaksikan alat kejantananku yg sangat ngaceng dan berjembut
lebat. Bahkan Farida langsung muntah-muntah saking kagetnya melihat
batang penisku yg tampak sangar. Hueeekk ....hueeekkkk ...ia langsung
lari keluar dan muntah di halaman.
Mungkin ia mules menyaksikan rerimbunan bulu jembutku yg mulai tumbuh
subur dan awut-awutan karena sudah lama belum kucukur. Aku menghampiri
Nani yg masih duduk kebengongan diatas karpet. Wajahnya yg manis sedikit
takut-takut melihatku. Dengan gemas aku segera menariknya berdiri lalu
belum sempat ia berkata apa-apa dengan cepat kuplorotkan celana pendek
yg dikenakannya sekalian celana dalamnya sekalian. Sreeennggg ... bau
khas alat kemaluannya langsung menyengat hidungku. Mmmmm .... Baunya
enak juga ... Nani pintar sekali memelihara kebersihan alat kemaluannya.
Kulihat alat kelaminnya itu seperti baru saja dicukur sehingga terlihat
jelas bukit kemaluannya itu sampai nonong kedepan saking besarnya.
Belahan bibir labia mayoranya yg tebal dan putih merangsang masih
menutup rapat menyembunyikan celah liang vaginanya. " M..mas .. E..ery
.. jangan mas .....", ujarnya ketakutan. " Kenapa Nani ... bukankah ini
yg kau inginkan ....", sahutku gemas sambil berusaha mencopot kaos ketat
yg masih dikenakannya. " Ja...jangan mas ... ", katanya ketakutan dan
mulai memberontak. " Dia masih perawan mas Ery ....", tiba-tiba Yeni
menyahuti dari sebelahku. Kini ia telah telanjang bulat sama sekali.
Celana dalamnya telah dilepas sehingga aku dapat melihat rerimbunan
rambut kemaluannya yg ternyata sangat lebat menutupi alat kemaluannya.
Ck ...ck ..ck ....gilaa ... merangsang sekali. " Be
..benarkah...?",tanyaku setengah kaget. Tapi kata Agus ..??? pikirku
rada bingung .... " Benar mas ... biarkan saja dia mas ...", sahut Yeni
kemudian. Jemari tangannya menggamit lenganku diajak naik keatas
ranjang. Setengah terisak Nani mulai memasangkan kembali celana
dalamnya, aku jadi tak tega melihatnya. Seakan kerbau yg dicocok
hidungnya, manut saja aku ketika Yeni yang sudah polos telanjang bulat
itu mengajakku beradu keatas ranjang. Dihempaskannya tubuhnya yang
montok putih mulus diatas kasur, kedua buah dadanya bulat mekal dengan
kedua puting-puting susunya yg kemerahan bergoyang lembut. Tetapi
seolah tersadar ... tiba-tiba saja aku teringat akan Silvi, mbak Marisa
ataupun Sherly, aku jadi bingung dan risih apa mesti harus kutambah lagi
perbuatan gilaku. Apalagi apa nanti kata Agus kalo sampai ia tahu Yeni
tidur bersamaku. " Se ...sebaiknya jangan Yen ...", bisikku padanya. Ia
menatapku heran. " Kenapa mass ...?.." " Tidak ... tidak apa-apa Yen
...", bisikku sambil menahan nafsu.
Ingin rasanya diriku menyentuh tubuhnya lagi yg kini masih terlentang
pasrah dan bugil. Mas Er kenapa ...?.... tanyanya mengejar. " Aaaaahhh
....". Melihat kecantikan wajahnya dan kemolekan tubuh mulusnya aku jadi
tak tahan. Bagaimana mungkin aku bisa menolak hasrat keinginan Yeni
kalo aku sendiri juga sangat mengingininya. Kubuang jauh-jauh bayangan
Silvi dan mbak Marisa, toh ini hanya sekedar permainan sex suka sama
suka bukan cinta. 5 detik kemudian Yeni telah berada dalam tindihan dan
dekapanku. Uuuhhh ... lututku seakan gemetar menikmati kemolekan,
kemulusan dan kehangatan tubuh Yeni. Alat vitalku yg ngaceng menekan
nikmat bukit kemaluannya yg berjembut lebat. Empuk. " M ...mmass ....
Kita lakukan cepat saja ... ntar mas Agus keburu datang ....", bisik
Yeni sedikit malu karena kejadian yg tak dinyana ini. Aku tersenyum
penuh nafsu. Mmmm ... tanpa pemanasan dan langsung bersetubuh. Uhuuiii
.... " Masss Ery ... pake ini yaa mass ....", bisik Yeni kemudian sambil
menyerahkan sebungkus kondom sutra. Entah kenapa aku jadi semakin
tegang karena birahi mendengar permintaannya itu. Rupanya Yeni takut
juga kalo sampai hamil. " Nggak usahlah Yen ... nanti dikeluarkan di
luar saja ...", balasku bernafsu.
Yeni tak menjawab dan hanya menganggukpelan. Kuangkat pinggulku ke atas
mulai mengambil posisi. Seolah mengerti kurasakan sebuah jemari halus
menggenggam batang penisku yg ngaceng lalu diarahkannya moncong kepala
penisku ke rerimbunan kemaluannya sebelah bawah. Aku merasa bibir labia
mayoranya telah menjepit ujung kepala penisku. Yeni memandangku sambil
mengedipkan mata pertanda aku sudah boleh menekan. Srrrtt ..... kutekan
pinggulku kebawah ... dan perlahan aku merasa sebuah daging hangat dan
sempit mulai mencengkeram kepala penisku ketat sekali. " Aaawwww ...
mass .....", rintih Yeni seketika. " Uhhhhh sakit Yen ....?", tanyaku
kuwatir.
Sejenak ia menggigit kedua bibirnya lalu sambil tersenyum manis ia
berujar. " ehhhh ... nggak papa mas .... Jangan kuatir Yeni sudah nggak
perawan lagi kok .... Teruskan saja ..nanti juga terbiasa ....",
bisiknya setengah terbata-bata. Aku semakin terangsang dan kembali
menekan kebawah perlahan-lahan. Mili demi mili kurasakan batang penisku
mulai memasuki liang vaginanya yg hangat. Rasa nikmatnya terasa sampai
ke tulang sumsum. Kupikir liang vagina milik Yeni ini jauh lebih rapat
dibanding milik mbak Marisa, mungkin karena usia Yeni yg masih muda
sekitar 25 tahun. " Ooouuhh ...Yeniii .... Sempit sekali sih .....",
pekikku keenakan menikmati jepitan ketat liang vaginanya yg mulai
terbuka menyambut kedatangan tamu istimewa. " Nngghkkkkk ......nggghhhhh
........", rintih Yeni lirih antara rasa sakit dan nikmat ketika sudah
hampir seluruh batang alat vitalku telah memasuki dan mengoyak liang
vaginanya. Aku merasa begitu seretnya liang kemaluan milik Yeni ini.
Rasa Hangat, empuk, kenyal, dan basah seolah menjadi satu. " Mass Er
.... Aahhhhh ....nggghkkk ......", pekiknya lirih ketika alat vitalku
menembus semakin dalam ke liang kemaluannya yg sempit. Ooouuuh.....
begitu terasa nikmatnya cengkeraman ketat liang kewanitaannya sampai
lututku seolah gemetar ikut merasakan kenikmatan. " Yenii ... aahhh
.... Aku tekan lagi yaaa ....", erangku nikmat sambil kuhentakkan
pinggulku ke bawah .... Srrrtttt ... slllepppssss .... Akhirnya
kurasakan ujung penisku mentok sampai menyentuh dan menekan liang
peranakannya. Nikmatnya sukar dilukiskan dengan kata-kata. Seluruh
batang penisku seakan diremas lembut, dikenyot-kenyot dan diurut-urut
oleh daging hangatnya. " Aaawwww ... masssssss.......", pekik Yeni
lirih.
Kedua matanya dipejamkan dan bibirnya yg merah terkatup rapat seakan
menahan perih, lalu sejenak kemudian matanya perlahan terbuka. Ia
memandangku mesra. Bibirnya malah tersenyum manis padaku. " Yen.... Enak
sekali yaaa ....", bisikku nakal. Ia hanya mencubitku gemas. Kedua
tangannya memelukku mesra dan hangat. Kedua pahanya yg mulus sekarang
ditekuk keatas dan diapitkan ke pinggangku kuat-kuat. " Mas Er ... Yeni
nggak akan melepaskan mas Er ... sebelum mas Er puas ....", bisiknya
manja. " Oouuuhhh ...Yenii .. kau cantik sekali sih ...", bisikku gemas.
Ia tersenyum senang lalu bibir merahnya yg hangat dan lembut mulai
mengecupku dan mengajak bercumbu. Aku membalasnya dengan tak kalah
bernafsu. Sejenak kubiarkan alat vitalku yg sudah seluruhnya terbenam
didalam liang vaginanya itu tak bergerak sedikitpun, memberi kesempatan
agar liang vaginanya itu terbiasa dengan kebesaran alat vitalku. Cukup
lama juga kami bercumbu sampai akhirnya dengan bisikan nafsunya Yeni
berbisik.... " Maasss ..... mulai dong ...", katanya manja. Aku
benar-benar terangsang mendengar permintaan nakalnya itu. " Ooouhhh
..Yen ...kuhamili kau sayang ...", bisikku gemas sambil kumulai mengayuh
pinggulku turun naik mengeluar masukkan alat vitalku dari liang
vaginanya. " Iiiihhhh ..... aaawww ... mass ....nngghhh...", pekik Yeni
keenakan merasakan gesekan batang penisku yang mulai menghunjam keluar
masuk liang kemaluannya. " kuhamili kau Yen ....aaahhhh ....kuhamili kau
Yen .....aaahhhhh .....ngghhha aaaghhhh .... Kuhamili kau Yen .....",
erangku nikmat berulang-ulang. " mmm ...mass ...ngggghhhh ...nnggghh
....."
Sempat kudengar pintu kamar ditutup ... aku melirik sekilas kesamping
kiri .... Kulihat Nani sudah tak berada lagi disitu, mungkin ia risih
melihat kami berdua berhubungan intim didepan matanya. Aku tak peduli
dan kembali mencumbu bibir Yeni dengan mesra sambil terus kukayuh biduk
kenikmatanku berulang-ulang. Turun ..naik..turun ...naik .... Makin
lama makin cepat membuat rasa nikmat senggama itu semakin terasa dan
memuncak. Begitu hebatnya liang vagina Yeni yg rapat dan hangat itu
mengenyot, menyedot dan mengurut-urut batang alat vitalku membuat jiwaku
seakan melayang-layang ke pusaran kenikmatan sorga dunia. Pinggulku yg
tadi mengayuh lembut turun naik kini menghentak-hentak kuat sampai
setiap kali aku menghentak ke bawah membenamkan alat vitalku kedalam
liang vaginanya, buah zakarku yg menghantam pantatnya sampai menimbulkan
bunyi keras ..plekk ...plekkk ...plekk .. Tak kupedulikan lagi rintihan
dan erangan Yeni, entah kesakitan atau keenakan ... yg jelas aku
sendiri merasakan kenikmatan yg sangat luar biasa. Dan tak lama lagi
pasti cairan kenikmatan itu akan kutumpahkan keluar. " Mmm ...cup ..cup
...ahhh ...Yen ..ngghhh ... enak sekali sayanggghhhh ...oouhhh ....",
erangku keenakan. " M..mas ....awwaaww ....ngghhhhh .....
aauuuuuuwwwwwgghghghhhghghh ......" Tiba-tiba ia mengerang keras
...keras sekali sambil kurasakan pelukan kedua tangannya makin kuat....
Kedua pahanya pun menjepit makin kuat ....pinggulnya bergoyang-goyang
lembut dan gemetaran. Kuku kedua jemari tangannya seakan menembus kulit
punggungku dan terakhir kurasakan vaginanya merapat dan menjepit alat
vitalku kuat-kuat.
Aku serasa dipilin-pilin. " Nnnggghhhh ...Yennn .......aahhhh ...enaaakk
.. Yennnnnnngghhhhhhhh......" Sejenak kemudian aku merasa cairan hangat
melumuri alat vitalku yg sedang berada didalam kemaluannya. "
Maaaaaaasssssssssssss .................aagghhhghnnng ggghnnnngnggg
......", Yeni merintih keras. Tubuhnya mengejan beberapa saat sebelum
akhirnya lemas kembali. Kedua pahanya yg tadi mengapit pinggangku kini
malah terkulai lemas. " Yenniii ...kau orgasme sayang ....", bisikku
senang. Aku jadi geram sendiri dan gemas melihatnya. Kuselipkan kedua
telapak tanganku ke balik bokongnya yg bulat dan kenyal. Lalu
kuhunjamkan turun naik pinggulku beberapa kali sebelum akhirnya
kuhentakkan sekuatnya pinggulku ke bawah sampai seluruh alat vitalku
benar-benar tenggelam semuanya kedalam liang kemaluan Yeni. Aku merasa
mentok lalu sambil kugoyang-goyangkan pinggulku memutar menikmati
jepitan dan urutan liang vaginanya, 5 detik kemudian mulai kusemburkan
air maniku yg kental didalam situ. Crreeet .........ccreeeetttttt
...........crraaaaattttttttttt t ..... Wuuuiiihhhhh .... Rasanya nikmat
luar biasa. Aku mengerang-ngerang nikmat melepas ejakulasi. Rohku
seakan terbang keatas sorga.
Kuresapi setiap mili jepitan daging liang kemaluan Yeni sambil
kusemburkan nikmat air maniku di dalam situ. " Oouuuhh .... Mass ...kok
di dalem mass ....", rintih Yeni masih lemas. " Ennghhhhggkkkkk
...y..y..ya ..sa.yang .... biar ka..kamu hamil ...", erangku gemas di
antara rasa nikmat ejakulasiku. Aku merasa ia sama sekali tidak protes
atas tindakanku, mungkin ia senang melihatku bisa menikmati tubuhnya
seutuhnya. Jemari kedua tangannya yg halus memijit dan mengusap-usap
mesra pantatku yg sedang gemetar melepas kenikmatan sex.
Crreeeett........ crrattttt ......... crrreeettttttttt .................
" Oouuhh Yen .... enaaaknya sayaaaang ........nnggghhghghkkkkkk.....
", erangku masih keenakan. Sebelum akhirnya kurasakan air maniku semakin
habis dan terkuras keluar seluruhnya ke dalam liang vaginanya.
" Oouuuhhhh .... Masssss .......", rintih Yeni senang melihatku sangat
terpuaskan. Aku terkulai lemas di atas tubuh bugilnya yg berkeringat.
Begitu nikmat terhempas di antara keempukan payudaranya yg kenyal.
Puting-puting susunya yg terasa keras menusuk tajam dadaku. Kubiarkan
alat vitalku yang baru saja menikmati enjakulasi itu tetap berada
didalam liang vaginanya. Meresapi kehangatan dan kelembutannya serta
sisa-sisa kenikmatan sex. " Yen. ...aaahhhhhhh .... Aku puas sekali
sayangghhhh ...", bisikku lemas. " Ya ...masss ... Yeni juga ....cup
....cup....", ujarnya lirih sambil mengecup dahiku mesra. 10 menit
kemudian kami lalu berbenah dan merapikan kamar Agus sebelum akhirnya
aku juga pamit padanya untuk pulang. Kami berdua bahkan berjanji untuk
melakukan perbuatan itu lagi setiap saat. Sampai sekarang walaupun aku
dan Yeni sudah berulang kali berhubungan badan rahasia ini tetap terjaga
tanpa sepengetahuan Agus. Karena biasanya hubungan sex itu lebih sering
terjadi di tempat kostku atau kalo tidak kami terpaksa mencari tampat2
sepi di alam terbuka seperti di Coban Rondo atau Lembah Dieng untuk
sekedar dapat menikmati sorga dunia sesaat.
Untuk mencegah kehamilan aku selalu membawa tissue anti hamil (Female
contraceptive film) untuk kuberikan pada Yeni sebelum kami melakukan
senggama. Dengan Yeni aku mendapatkan segala keinginanku akan fantasi
sex yg selama aku bersama mbak Marisa tak pernah kudapatkan. Bersama
Yeni aku mendapatkan pengalaman pertama bersenggama lewat anus (sodomi).
Aku masih ingat saat itu hari Sabtu atau malam minggu, kebetulan Silvi
sedang ada acara bersama keluarga ke Singosari, jadi hari itu aku cuti
kencan. Sebelumnya aku sudah mengontak Yeni untuk acara sambung raga.
Sore hari kami berdua berangkat ke kota Batu dan menyewa sebuah Villa
kecil untuk menginap. Sepanjang perjalanan kami berdua ngomong ngelantur
karena membayangkan segala kenikmatan-kenikmatan sex yg akan kami
lakukan nanti. " Pasti enak ya mas ... kita bersenggama di udara dingin
...", katanya padaku dengan tatapan penuh birahi. Sampai di Villa yg
kusewa, kami berdua langsung saling membuka pakaian sampai bugil.
Yeni dengan gayanya yg aduhai dan merangsang berjalan melenggang dan
langsung tidur tengkurap diatas sofa. Bokongnya yang bulat mekal dan
putih begitu mulus mempesona. Belahan putih vertikal bibir kemaluannya
yg tebal terlihat saling mengatup rapat dari belakang menyembunyikan
liang vagina merahnya. Yeni memang tahu kegemaranku menyetubuhinya dari
sebelah belakang, karena ia tahu aku sangat terangsang sekali dengan
bagian tubuh belakangnya yang seksi terutama pinggul dan bokongnya yang
bulat mekal. Dan biasanya memang alat vitalku dalam posisi seperti itu
tak sanggup dijepit terlalu lama dalam liang vaginanya karena Yeni
selalu mengapitkan kedua belah pahanya rapat-rapat sehingga jepitan
liang vaginanya sangat ketat sekali. Paling lama cuman 15 menit air
maniku sudah tumpah keluar, itu juga kalo Yeni sambil mengajakku
mengobrol. Memang setiap kali kami berdua berhubungan badan kami selalu
menyelingi dengan obrolan-obrolan kecil dan lucu agar kenikmatan
bersenggama itu dapat berlangsung lebih lama. { Oh yaa ... semenjak
setelah intercourse pertama, Yeni telah mencukur rambut alat vitalku
dengan shavernya sampai gundul dan licin, begitu pula dengan rambut
kemaluannya sendiri, katanya ia risih kalo harus bersenggama dengan
rambut2 yang mengganggu kenikmatannya. Mbak Marisa sendiri juga lebih
bergairah dengan keadaanku sekarang, birahinya langsung naik dan
menggebu bila melihat alat vitalku yang tampak bersih dan licin}
Melihat Yeni sudah mengambil posisi siap untuk kusetubuhi, tanpa
dikomando alat vitalku langsung tegang dan ngaceng keras sekali. Dengan
gemas aku menyusulnya dan menindih tubuh mulusnya yg tengkurap dan
dengan cepat kuselipkan penisku yg ngaceng diantara kedua belah pahanya
sebelah atas persis sekitar 2 centi dibawah lubang anus dan kutekan
perlahan-lahan sampai seluruh batang penisku memasuki liang vaginanya yg
rapat. Aku mulai menaik turunkan pinggulku menggesekkan alat vitalku
dengan liang vaginanya. Kami berdua mengerang-erang nikmat berulangkali
sampai sekitar 10 menitan aku merasa tak mampu lagi menahan rasa nikmat
jepitan liang vaginanya lalu kusemburkan air maniku dengan sejuta rasa
nikmat yg tiada tara kedalam rahimnya. Waktu itu Yeni sempat lupa
memasukkan tissue anti hamilnya kedalam liang kemaluannya.
Sewaktu aku selesai enjakulasi ia terpekik kaget dan mendorong tubuhku
kesamping, alat vitalku yg sudah loyo tercabut dari dalam kemaluannya.
Ia ngibrit ke kamar mandi katanya mau kencing dulu sekalian ngeluarin
spermaku yg sudah terlanjur bersemayam dalam kemaluannya. Aku hanya
terkekeh geli melihat tingkahnya. Gimana caranya ia bisa memuntahkan
seluruh spermaku yg sangat banyak dan kental itu. 2 jam kemudian sewaktu
kami berada didalam kamar tidur sambil menonton TV, aku nekat mengajak
Yeni untuk mencoba berhubungan badan lewat lubang anusnya.
Semula ia kaget karena tak terpikir sama sekali baginya untuk mencoba
melakukan anal sex seperti itu. Namun karena melihatku begitu kepingin
sekali, Yeni akhirnya tersenyum dan mengiyakan permintaanku. Waahh ...
senengnya hatiku. Alat vitalku langsung ereksi membayangkan nikmatnya
memasuki dan menggesek lubang anusnya. Aku langsung mengambil minyak
'baby oil' yg sudah kupersiapkan sejak dari rumah. " Iiiihh ..mas Ery
...mmm ... rupanya udah siap-siap yaa ...", katanya terheran-heran. Aku
hanya tersenyum-senyum sendiri menahan nafsu birahi. Kulumuri batang
penisku yg ngaceng dengan baby oil itu sampai rata dan terasa licin.
Kulihat Yeni sempat bergidik juga membayangkan alat vitalku yg besar dan
panjang itu bakal memasuki lubang duburnya. " M ...m..mass Er ...
ka..kalo Yeni terasa sa..sakit ...jangan dipaksa yaa ..?", katanya
sedikit gugup.
Aku tersenyum senang melihat ketakutannya, entah kenapa sikapnya itu
membuat birahiku semakin bergelora. Kuraih tubuh bugilnya yg bahenol itu
kedalam pelukanku, kucumbu nikmat bibir merahnya yg basah merekah
sambil kuremas-remas gemas kedua buah dadanya yg kenyal secara
bergantian beberapa saat." Mmmm ...cup... jangan kuatir sayang ...aku
tak akan sekasar itu ..." Yeni tersenyum manis sambil membalas
kulumanku. " Mass ... nanti kalo spermanya mau keluar ...nggg ...itunya
dicabut yaa ..", ujarnya genit. " Ouuh ...Yen ..ngg ....kau cantik
sekali ...", bisikku penuh nafsu. Aku menyuruhnya untuk menelungkup
diatas kasur dan dibawah perutnya kuselipkan sebuah bantal sehingga
pantatnya yg bulat mekal dan seksi itu agak terangkat keatas.
Kedua pahanya sedikit agak kurenggangkan agar posisiku lebih mudah saat
menyodominya. Yeni kelihatan sangat pasrah sekali dengan apa yg akan aku
lakukan, meski ini adalah pengalaman pertama anal sexnya. Setengah
berdiri aku mengangkang diatas kedua paha mulusnya lalu kuturunkan
pinggulku kebawah. Kulihat belahan vertikal bibir kemaluannya yg menutup
rapat sangat merangsang sekali menyembunyikan liang vagina merahnya yg
basah. Mau tak mau aku jadi terangsang juga kepingin menjepitkan alat
vitalku kedalam liang vaginanya. Dan memang kulakukan, dengan gemas
kuselipkan kepala penisku diantara belahan bibir kemaluannya dan kutekan
alat vitalku perlahan-lahan sampai seluruhnya masuk kedalam liang
vagina. Uuuuhhhh ....nikmat sekali merasakan jepitan hangat dan basah
kemaluannya itu. Yeni tertawa kecil melihat ulahku. Mukanya yg tadi
disembunyikan diatas sprei setengah menoleh kearahku sambil tersenyum
geli. " Aduuuhh ....nggak tahan ya masss .... Kok dimasukin kesitu lagi
...hi..hi.." " Eehhhh ... habis itumu merangsang sekali sih Yen .... Aku
khan jadi kepingin ngerasain jepitannya lagi ..."
Ia tertawa makin nyaring, namun sejenak kemudian ia memekik kecil saat
jemari kedua tanganku menyibakkan belahan pantatnya sehingga aku dapat
melihat lubang duburnya yg berkerut dan berwarna coklat susu itu. Wooww
.... Benar-benar sangat menggemaskani. Kelihatan begitu mungil dan rapat
sekali, seolah-olah ujung jaripun nggak bakalan bisa masuk. Aku jadi
penasaran. Dengan telunjuk jemari kananku kucoba kuselipkan kedalam
lubang anusnya ....rasanya rapat sekali namun empuk dan kenyal ....
Perlahan-lahan jari telunjukku mulai terbenam kedalam lubang duburnya
sampai ke pangkal .... Waahh ..rasanya sangat hangat dan lembek didalam
situ. " Aaaahh ...mm..mas Er ...geliii ...ahhh .....nggghhh...", rintih
Yeni pelan. Wajahnya kembali disembunyikan diatas sprei.
Kuputar-putar jari telunjukku didalam situ secara perlahan-lahan. Yeni
semakin kegelian. Sambil kuputar telunjukku kutarik keluar masuk seperti
sedang senggama. Waahh ... ternyata tidak terlalu susah juga meski
terasa sangat sempit karena ternyata lubang duburnya bisa sedikit melar
dan elastis. Sampai disitu aku baru mengerti kenapa di film-film porno
begitu enaknya bintang pria menyodomi yg cewe karena memang sangat
elastis. Kucabut jari telunjukku dari lubang duburnya dengan perlahan
dan kulihat ternyata liang duburnya yg ternyata juga berwarna sangat
merah itu tidak langsung mengatup rapat namun menutup dengan
perlahan-lahan pula. Yeni merintih kecil kegelian. Kugoyangkan pinggulku
maju mundur. Beberapa saat kunikmati jepitan dan gesekan lembut liang
vagina Yeni yang hangat dan basah. " Oouuuuh...mass ..Er....nggghhh
....nnnnggghhh .....", rintih Yeni keenakan. 2 menit kemudian kucabut
alat vitalku dari dalam lubang kemaluannya lalu ganti kuarahkan ujung
kepala penisku kesebelah atas persis dimulut lubang anusnya.
Sambil kusibakkan belahan pantatnya dengan tangan kiri aku mulai
menekankan ujung kepala penisku yg besar ke mulut lubang duburnya.
Uugghh ... semula aku merasa seperti memasuki jalan buntu, namun 5 detik
kemudian setelah berulangkali kutekan akhirnya secara perlahan-lahan
lubang anusnya itu mulai melar sehingga kepala penisku dengan cepat
masuk kedalam. " Aaawww ......", Yeni memekik kecil. Sebaliknya aku
malah meram melek merasakan jepitan lubang duburnya pada kepala penisku
yg besar. " Aaahhhnngghhh ... sakit Yen ..?", bisikku keenakan. Kepala
penisku telah tenggelam kedalam lubang duburnya, rasanya sedikit kesat
dan ketat luarbiasa.
" Oooohhhh .... It's so tight baby ....eehhhhh .....", bisikku nikmat.
Aku menekan terus perlahan-lahan alat vitalku menembus ke dalam liang
duburnya ... mili demi mili ... sampai akhirnya separuh dari batang
penisku berhasil masuk. Wuuuiiihh .. ketatnya luarbiasa sekali. Lubang
duburnya terasa berdenyut-denyut keras seakan meremas-remas batang
penisku yg besar.... Terasa sangat hangat dan lembek didalam situ.
Kulihat tubuh Yeni bergetar pelan seolah menahan sakit. " Aaahhh ...Yen
...sakitkah sayang ..?", tanyaku cemas. " Mmm ...ngggghhhh ...ssedikit
mass ...teruskan saja mass ...", rintihnya lirih menambah gairahku.
Hheeekkkgghh .... Aku menekan batang penisku kembali kedalam lubang
duburnya ..dan srrtt ... perlahan-lahan alat vitalku terus menelusup
kedalam ...kedalam ...kedalam dan aahhhhgghhhh ....aku merasa ternyata
semakin kedalam semakin rapat dan lembek. Kepala penisku seakan
diremat-remat hebat didalam anusnya. " Aaagghhh ..Yen ...nngghhhh ....",
erangku keenakan. " Auuwwww ...mass ...udah mass ...jangan terlalu
dalam .... Ngganjel nih ...auuww ... ", pekik Yeni pelan. " Nnngghhhh
...tinggal sedikit lagi Yen ....aaahhhgghh ...", erangku nikmat melihat
batang penisku hanya tinggal sekitar 4 centi saja yg masih berada
diluar. Aku berusaha menekan lagi namun kulihat tiba-tiba tubuh Yeni
meregang kecil seolah kesakitan. " Sakit sayang ...?",bisikku setengah
kaget. Yeni tak menjawab namun kudengar mulutnya merintih-rintih pelan.
Kasihan juga aku melihatnya. Tak kupaksakan untuk menekan lebih jauh
lagi, karena dengan jepitan lubang anusnya yg sedalam ini saja sudah
membuat batang penisku seperti diremat kuat sekali ... apalagi aku
merasakan liang anusnya itu juga berdenyut-denyut seperti mengurut-urut
memberiku kenikmatan luar biasa pada alat vitalku.
Tak pernah kusangka sama sekali begitu nikmatnya bersenggama lewat jalan
belakang. " M..mmassss ...... ", rintih Yeni tanpa arti ... entah
kesakitan atau mungkin dia juga merasakan nikmat tersendiri. " Sakitkah
sayang ...?", tanyaku sekali lagi sambil menahan rasa nikmat. "
Nnnnggghhhh .... Ng...nggak juga mass ...... hanya sedikit ngganjel
...", ujarnya pelan. Aku tersenyum lega. Kutarik perlahan batang penisku
dari dalam lubang anusnya ...uuughghhh aku merasa seret dan kesat meski
baby oil yg kulumurkan sudah cukup banyak. Lubang anusnya itu seakan
mencengkeram dan membetot seolah menahan laju gesekan keluar alat
vitalku. Aku mengerang nikmat, kulihat batang penisku yg tertarik keluar
seolah tergencet sampai mengecil saking kuatnya rematan liang duburnya.
" Nnnnnngggghh ............" . Ketika sudah sampai leher (aku memang
sengaja masih menjepitkan kepala penisku agar tetap berada didalam liang
duburnya) segera kutekan lagi secara perlahan batang alat vitalku
kedalam lubang anusnya sampai kurasakan pinggul Yeni bergetar lagi
pertanda agar aku menyetop sodokanku. Mmmmm ... nikmatnya tak terbayang.
Akhirnya aku mengambil posisi setengah menindih tubuh bugil Yeni yg
menelungkup karena aku tak mungkin merapatkan tubuhku kepadanya, karena
bila itu kulakukan berarti aku harus menekan sampai mentok seluruh
batang penisku kedalam lubang duburnya. Itu berarti menyakiti Yeni ...
aku nggak bakalan tega melakukannya. Setengah memeluknya kuciumi kulit
punggungnya yg halus dengan lembut sementara pinggulku kugerakkan turun
naik dengan sangat perlahan sekali .... Naik turun..naik turun
..mengeluar masukkan batang alat vitalku kedalam anusnya. Kuresapi
setiap gesekan dan rematan daging tubuhnya yg hangat dan lembek itu.
Denyutannya yg lembut memberikanku rasa nikmat tak terkira. " Mm ...mass
....ngggghhhh ...aawww ....nngghhhh .......", rintih Yeni perlahan.
Kuremasi kedua buah payudaranya yg kenyal secara perlahan dengan gerakan
memutar menambah rintihannya semakin menggila. " Yeniii ....ooohhh
....yeniii .....", erangku keenakan. Brrruttt ..... bbrrruuttttt
.............................. ....bbrrrruuuurtttt ....... Beberapa
kali terdengar bunyi yg cukup keras dari pantat Yeni, setiap kali batang
alat vitalku yang ngaceng keras dan berlendir itu kubenamkan kedalam
lubang duburnya.
Persis seperti suara kentut. Aku mengira mungkin karena udara didalam
lubang duburnya yg tertekan saat penisku masuk itu terdorong keluar.
Wuuiiihhhh ..... suaranya membuatku jadi makin terangsang dan bergairah.
Saat itu aku merasa begitu perkasa, meski rasa nikmat pada alat vitalku
sangat berlebihan namun aku mampu melakukan persetubuhan dengan timing
yg cukup lama ...mungkin sekitar setengah jam-an bahkan lebih. Ini
adalah pengalaman pertama anal kami dan tak kan pernah terlupakan.
Ketika sampai akhirnya kenikmatan itu hampir mencapai puncaknya, dan
sengaja aku tak memberitahukannya kepada Yeni .. setelah kutimbang dan
kupikirkan sekilas dan berharap tak berakibat efek apapun ... kuputuskan
untuk menumpahkan saja sekalian air maniku didalam lubang duburnya.
Kutekan sedalamnya batang alat vitalku didalam situ lalu sambil
pinggulku kuputar perlahan air maniku menyembur keluar dengan diiringi
sejuta kenikmatan yg tak terkira. Tubuhku menggeletar dan meregang
mencapai puncak enjakuasi. Crrreetttt ..........ccreeettttttt
......crreeetttttt ...........crrrrrrrreeeeeeettt tt. ...........
Semburan demi semburan kutumpahkan dengan nikmat didalam lubang
duburnya. Yeni memekik kaget dan merintih pelan. Tubuhnya tetap diam tak
bergerak hanya sekali-kali bergetar pelan. Ia seolah benar2 pasrah dan
mengijinkanku melakukan semua itu. Lengkap sudah kenikmatan itu. Anganku
seakan melayang tinggi terhempas dalam pusaran kenikmatan. Air maniku
masih mengalir sebanyak kurang lebih 4 semburan lagi sampai akhirnya
kurasakan puncak kenikmatan yg sempurna itu berakhir. Selama beberapa
menit masih kubiarkan alat vitalku terbenam didalam lubang dubur Yeni
menikmati sensasi terakhir jepitan rapat dan hangat miliknya. Aku merasa
sperma yg kukeluarkan saat itu lumayan banyak karena kenikmatan yg
kualami sangat luarbiasa.
Tak bisa kubayangkan didalam saluran anusnya itu tergenang cairan mani.
Wuuuiiihh .... 5 menit kemudian aku menggeletak lemas disamping kiri
Yeni. Meski dengan ekspresi letih sedikit pucat ia mencumbu bibirku
dengan sangat mesra sekali seolah ia ikut merasakan kenikmatan yg sedang
kualami. Aku tahu ia belum orgasme sampai saat itu, sedangkan alat
vitalku rasanya belum mampu untuk berdiri lagi. Malam itu kupuaskan
dirinya dengan sapuan kenikmatan bibir dan mulutku pada alat
kemaluannya. Selama kurang lebih tiga perempat jam aku melakukan cumbuan
pada belahan bibir kewanitaannya .... Kucium ....kuhisap ...kujilat
...sampai akhirnya clitorisnya yg sensitif itu ganti kuremat dan
kukenyot-kenyot tanpa pernah kulepaskan barang sedetikpun ... akibatnya
sampai Yeni orgasme berulang-ulang kali. Mulutku sampai terasa licin dan
berlendir kecipratan cairan orgasmenya yg keruh kekuningan itu.
Setelah ia benar-benar sangat puas dan letih baru kuhentikan cumbuanku
pada alat kemaluannya dan kami berdua tertidur nyenyak kelelahan sampai
pagi. Pagi harinya ketika aku bangun mendahuluinya iseng sengaja kulihat
bagian belakang tubuhnya yg tadi malam kusetubuhi. Kulihat lubang
duburnya yg berwarna coklat susu itu menutup rapat sekali namun dari
sela-selanya terlihat keluar leleran lendir berwarna putih kental banyak
sekali sampai mengalir keatas pantatnya dan jatuh kebawah membasahi
kain sprei tempat tidur. Agak sedikit mengering.
Rupanya tanpa Yeni sadari air maniku yg kutumpahkan didalam lubang
duburnya semalam terdesak keluar lagi. Aku lega sekali melihatnya,
bagaimanapun aku khawatir kalo sampai membawa efek jelek bagi tubuh
Yeni. Minggu siang sebelum kami kembali ke Malang dengan manja Yeni
memintaku untuk menyetubuhinya sekali lagi hanya kali ini penetrasi itu
kulakukan melalui liang vaginanya. Saat itu kami bersetubuh cukup lama
sekali... mungkin hampir 1,5 jam-an karena kami melakukannya dengan
diselingi obrolan-obrolan kecil dari soal sex sampai masalah politik.
Lucu juga ....tapi asyik dan nikmat bisa berlama-lama menyatukan alat
kelamin. Sampai detik ini, itu adalah pengalaman anal sex pertama dan
terakhirku karena semenjak peristiwa itu Yeni tak pernah mau lagi diajak
sodomi karena menurut sepengetahuan yg pernah dibacanya anal sex
seperti itu sangat tidak sehat dan bisa membawa penyakit.
Willy nilly aku membenarkan juga omongannya dan sampai sekarang ini bila
kami ingin berhubungan badan saya melakukan penetrasi hanya melalui
vaginanya saja. Dengan mbak Marisa sendiri rutinitas sex-ku juga tetap
tak berkurang sama sekali sebanyak seminggu 2-3 kali, begitu pula dengan
Yeni. Ia sama sekali tak mengetahui perselingkuhanku dengan Yeni, mbak
Marisa malah mengira aku sudah berhubungan dengan Sherly padahal hingga
saat ini malah aku belum berhasil mengajaknya tidur bersama, karena
katanya ia sangat menghormati mbak Marisa yg dianggapnya seperti
kakaknya sendiri. Dengan Silvi sampai saat ini sama sekali belum pernah
aku mengajaknya sampai begituan, hanya sekali dua kali saja kami
bercumbu bibir atau necking sambil meremasi payudaranya yg bulat kenyal.
But intercourse .. Not yet!.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar